Senin, 29 September 2014

Benarkah? (story about people)

Aku memang tidak terlalu mengerti apa arti ketulusan yang sesungguh nya. Aku menyadari bahwa  aku hanya tahu sekedar nya tentang ketulusan itu sendiri. Tapi bukan berarti aku bisa di bodohi meski yang ku tahu ketulusan itu bukan lah kepalsuan dan tidak akan pernah berlandaskan kepalsuan meski pengorbanan sekali pun yang menjadi alasan nya. Aku memang bodoh, tapi bukan berati kamu bisa terus membodohi ku. Sampai berapa lama kamu akan mampu menyimpan kebohongan itu dari ku? cepat atau lambat aku akan segera mengetahui  nya meski pun sakit ketika ku tau semua itu dari mulut orang lain. Aku pernah mencintai mu, aku pernah tulus menyayangi mu. Tapi bukan aku yang memilih untuk meninggalkan mu, bukan aku yang selalu melandaskan kebohongan dalam hubungan yang pernah kita jalani bersama. Kamu yang memilih meninggalkan aku, kamu yang memilih orang lain untuk kau kencani ketika aku tidak ada di samping mu, ketika aku tidak memiliki waktu yang banyak untuk bisa meenemani mu. Hingga akhir cerita pun kau masih saja terus membohongi ku. Hingga cerita berkhir pun kau masih saja terus membohongi ku. Apa salah ku pada mu? Apa yang telah ku perbuat pada mu hingga kau tega lakukan ini pada ku? Telah ku biar kan kau dengan kebahagiaan mu yang kau pilih, telah ku relakan semua luka dan sesak yang kau tinggalkan untuk ku, telah ku lepaskan hati mu. Tapi kenapa kau masih saja terus menjerat ku dengan penghiyanatan dan kebohongan yang kau jadikan senjata untuk terus melukai ku? apa salah ku? Tidak kah kau akan membiarkan aku bahagia dengan semua penyesalan ku? dengan semua rasa bersalah ku pada mu ketika aku tau kau memilih orang lain karna aku tidak bisa menjadi seperti yang kau inginkan?
Lepaskan beban ku ini? Berhentilah menjadikan penghiyanatan itu sebagai senjata kau meraih lagi hati yang pernah kau buang, kau hancurkan dan kau ludahi bagai sampah busuk. Mengapa terus kau usik ketenangan ku dengan semua kebohongan dn penghiyanatan mu yang semakin hari semakin terbongkar, satu persatu terlihat. Sakit. Aku sungguh sakit. Bahkan setelah aku tidak lagi berada di samping mu pun aku masih merasa begitu sakit karna mu. Aku mohon jadikan ini yang terakhir untuk ku. Setelah ini, pergilah, pergilah bawa semua kepalsuan yang sebut semua itu ketulusan. Pergilah bersama nya. Bersama dia yang telah kau pilih untuk menggantikan aku. Dan jangan pernah kau kembali karna kau tau kau lebih baik bersama ku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar