Aku memang tidak terlalu mengerti apa arti ketulusan yang sesungguh nya. Aku menyadari bahwa aku hanya tahu sekedar nya tentang ketulusan itu sendiri. Tapi bukan berarti aku bisa di bodohi meski yang ku tahu ketulusan itu bukan lah kepalsuan dan tidak akan pernah berlandaskan kepalsuan meski pengorbanan sekali pun yang menjadi alasan nya. Aku memang bodoh, tapi bukan berati kamu bisa terus membodohi ku. Sampai berapa lama kamu akan mampu menyimpan kebohongan itu dari ku? cepat atau lambat aku akan segera mengetahui nya meski pun sakit ketika ku tau semua itu dari mulut orang lain. Aku pernah mencintai mu, aku pernah tulus menyayangi mu. Tapi bukan aku yang memilih untuk meninggalkan mu, bukan aku yang selalu melandaskan kebohongan dalam hubungan yang pernah kita jalani bersama. Kamu yang memilih meninggalkan aku, kamu yang memilih orang lain untuk kau kencani ketika aku tidak ada di samping mu, ketika aku tidak memiliki waktu yang banyak untuk bisa meenemani mu. Hingga akhir cerita pun kau masih saja terus membohongi ku. Hingga cerita berkhir pun kau masih saja terus membohongi ku. Apa salah ku pada mu? Apa yang telah ku perbuat pada mu hingga kau tega lakukan ini pada ku? Telah ku biar kan kau dengan kebahagiaan mu yang kau pilih, telah ku relakan semua luka dan sesak yang kau tinggalkan untuk ku, telah ku lepaskan hati mu. Tapi kenapa kau masih saja terus menjerat ku dengan penghiyanatan dan kebohongan yang kau jadikan senjata untuk terus melukai ku? apa salah ku? Tidak kah kau akan membiarkan aku bahagia dengan semua penyesalan ku? dengan semua rasa bersalah ku pada mu ketika aku tau kau memilih orang lain karna aku tidak bisa menjadi seperti yang kau inginkan?
Lepaskan beban ku ini? Berhentilah menjadikan penghiyanatan itu sebagai senjata kau meraih lagi hati yang pernah kau buang, kau hancurkan dan kau ludahi bagai sampah busuk. Mengapa terus kau usik ketenangan ku dengan semua kebohongan dn penghiyanatan mu yang semakin hari semakin terbongkar, satu persatu terlihat. Sakit. Aku sungguh sakit. Bahkan setelah aku tidak lagi berada di samping mu pun aku masih merasa begitu sakit karna mu. Aku mohon jadikan ini yang terakhir untuk ku. Setelah ini, pergilah, pergilah bawa semua kepalsuan yang sebut semua itu ketulusan. Pergilah bersama nya. Bersama dia yang telah kau pilih untuk menggantikan aku. Dan jangan pernah kau kembali karna kau tau kau lebih baik bersama ku.
Senin, 29 September 2014
Rabu, 24 September 2014
Aku tidak jauh berbeda
Aku seorang wanita yang tidak jauh berbeda dengan wanita lain nya. Aku sama dengan wanita lain nya. Hanya saaj mungkin gaya dan impian ku yang berbeda dengan wanita lain nya. Mungkin hanya keinginanku saja yang sedikit berbeda dengan wanita lain nya. Lalu apa salah nya semua perbedaan itu? Aku tidak merugikan orang lain dengan semua perbedaan itu. Dan semua perbedaan itu bukan berarti membuat ku tidak sama dengan wanita lain nya dan dengna apa yang di inginkan orang tua ku. Terkadang aku ingin orang tua ku mengerti bahwa aku berbeda dengan kedua saudara ku yang lain nya. Namun ini lah aku, aku yang seperti ini. Aku mungkin tidak seperti saudara perempuan ku yang lebih feminim, sedikit lebih fashionable dan lain nya yang memang sesuai kode etik seorang wanita. Aku tidak, aku acuh dan tidak terlalu perduli dengan semua itu, bila memang ada seorang laki-laki yang mau mencintai ku, dia harus mencintai perbedaan yang ku miliki juga dengan wanita lain nya. Bukan justru memaksa ku untuk menjadi seperti yang lain nya. Aku tidak memiliki kelembutan yang halus untuk memperlakukan seseorang, untuk memperdulikan semua perasaan orang lain pada ku. Tidak, aku tidak seperti itu. Ya, aku menyadari perbedaan yang ada pada diri ku. Aku bisa menjadi seperti mereka, tapi mereka tidak bisa menjadi seperti diri ku. Tolong mengerti aku. Aku akan bertanggung jawab dengan pilihan ku, Aku hanya sedikit membutuhkan kepercayaan. Aku menyadari kehidupan ku sudah berbeda dan ini lah langkah pertama ku di kehidupan nyata yang sesungguh nya. Percayalah aku menyadari nya. Aku yakin aku mampu, maka aku berani meminta. Jika aku tidak yakin, aku tidak akan meminta nya kepada orang tua ku. Percaya aku mamapu, akan ku buktikan perlahan. Sabarlah sedikit, aku memang masih di awal, dan aku ingin memulai nya di awal. Hakh, entah apa lagi yang harus ku katakan untuk cerita yang satu ini. sulit ku ungkap dengan kata.
Minggu, 21 September 2014
Seharus nya
Seharus nya tak ku hiraukan lagi semua yang kau katakan. Seharus nya tak ku perdulikan lagi semua luka dan perih yang kau rasakan. Seharus nya tlah ku sadari semua itu hanya menimbulkan derai air mata. Sementara aku tak mampu mengungkap betapa sakit dan luka nya hati ini kau buat.
Aku tidak lagi perduli pada ucapan orang-orang yang akan mengjudge ku karna mu. Terserah apa kata mereka, dan terserah apa kata dunia ini. Aku tak perduli lagi bila aku terus di pecundangi nya.
Sebab sebait kata yang kau tulis dan kau kirimkan pada ku pun sudah cukup membuat ku berlinang air mata. Pada siapa aku harus mengadu? Pada siapa aku harus mengungkap luka ini? Siapa yang akan mengerti air mata ku? Sementara aku menyadari semua air mata ku akan melukai seseorang yang kini ku rasakan tulus mencintaiku. Aku tidak sanggup bila harus meluikai nya. Namun aku juga tidak mampu melepas genggaman nya. Seharus nya tak ku perdulikan luka mu lagi, sebab tak pernah kau perdulikan luka ku. Seharus nya tak ku perdulikan lagi egomu yang semakin menjadi, memaksa ku untuk terus bersama mu, memaksaku untuk tetap terus mengerti, memaksaku untuk tetap terus perduli, sementara kau tak pernah melakukan nya untuk ku. Kau bilang kau adalah bintang yang sempat tertutup awan hitam hingga kau ungkap awan hitam itu sebagai penghalang untuk aku bisa melihat kehadiran mu. Sementara yang ku tahu, kau hanya hadir untuk melepas rindu mu pada ku, untuk melepas penat karna kesibukan mu. Kau hanya hadir dan rela menunggu ku berjam jam hanya untuk sekedar melepas rindu melihat wajah ku, melihat senyum ku. Aku tau kau pun tau aku tidak membutuhkan hadir mu yg hanya sekedar nya. Kau bilang, kita sempat terhalang jarak. Namun tak ku lihat sedikit pun jarak sebagai penghalang ku untuk tetap bisa berada di samping mu. Tidak kah kau lihat itu sayang?
Aku hanya bisa menghela nafas panjang dan berharap sesak ini sedikit berkurang hingga mampu membuat ku merasa sedikit lega untuk bernafas. Namun hadir mu bersama ego mu itu membuat ku sulit untuk sekedar sedikit bernafas lega. Apa kamu tau itu sayang? TIDAK.
Kau bilang aku yang paling mengerti, hanya aku yang pernah tenangkan mu dalam peluk ku saat kau menangis. Kau pandai membuat ku berharap, kau pandai merangkai kata dengan sejuta harpan kosong, kau pandai dengan mudah membuat ku melayang ke awan lalu kau jatuh kan aku ke dasar jurang. Cara apa lagi yang harus ku tempuh untuk dapat membangkitkan kepercayaan ku pada harapan yang kau berikan? Sementara satu pertanyaan ku pun tak mampu kau jawab.
Hanya pernyataan dan harapan yang kau berikan pada ku. Bukan jawaban atas pertanyaan ku. Aku tak inginkan apa pun, sementara kau inginkan banyak hal yang harus ku penuhi. Jika memang itu adil di mata mu, lalu apa yang adil untuk ku?
Aku tidak lagi perduli pada ucapan orang-orang yang akan mengjudge ku karna mu. Terserah apa kata mereka, dan terserah apa kata dunia ini. Aku tak perduli lagi bila aku terus di pecundangi nya.
Sebab sebait kata yang kau tulis dan kau kirimkan pada ku pun sudah cukup membuat ku berlinang air mata. Pada siapa aku harus mengadu? Pada siapa aku harus mengungkap luka ini? Siapa yang akan mengerti air mata ku? Sementara aku menyadari semua air mata ku akan melukai seseorang yang kini ku rasakan tulus mencintaiku. Aku tidak sanggup bila harus meluikai nya. Namun aku juga tidak mampu melepas genggaman nya. Seharus nya tak ku perdulikan luka mu lagi, sebab tak pernah kau perdulikan luka ku. Seharus nya tak ku perdulikan lagi egomu yang semakin menjadi, memaksa ku untuk terus bersama mu, memaksaku untuk tetap terus mengerti, memaksaku untuk tetap terus perduli, sementara kau tak pernah melakukan nya untuk ku. Kau bilang kau adalah bintang yang sempat tertutup awan hitam hingga kau ungkap awan hitam itu sebagai penghalang untuk aku bisa melihat kehadiran mu. Sementara yang ku tahu, kau hanya hadir untuk melepas rindu mu pada ku, untuk melepas penat karna kesibukan mu. Kau hanya hadir dan rela menunggu ku berjam jam hanya untuk sekedar melepas rindu melihat wajah ku, melihat senyum ku. Aku tau kau pun tau aku tidak membutuhkan hadir mu yg hanya sekedar nya. Kau bilang, kita sempat terhalang jarak. Namun tak ku lihat sedikit pun jarak sebagai penghalang ku untuk tetap bisa berada di samping mu. Tidak kah kau lihat itu sayang?
Aku hanya bisa menghela nafas panjang dan berharap sesak ini sedikit berkurang hingga mampu membuat ku merasa sedikit lega untuk bernafas. Namun hadir mu bersama ego mu itu membuat ku sulit untuk sekedar sedikit bernafas lega. Apa kamu tau itu sayang? TIDAK.
Kau bilang aku yang paling mengerti, hanya aku yang pernah tenangkan mu dalam peluk ku saat kau menangis. Kau pandai membuat ku berharap, kau pandai merangkai kata dengan sejuta harpan kosong, kau pandai dengan mudah membuat ku melayang ke awan lalu kau jatuh kan aku ke dasar jurang. Cara apa lagi yang harus ku tempuh untuk dapat membangkitkan kepercayaan ku pada harapan yang kau berikan? Sementara satu pertanyaan ku pun tak mampu kau jawab.
Hanya pernyataan dan harapan yang kau berikan pada ku. Bukan jawaban atas pertanyaan ku. Aku tak inginkan apa pun, sementara kau inginkan banyak hal yang harus ku penuhi. Jika memang itu adil di mata mu, lalu apa yang adil untuk ku?
Kamis, 18 September 2014
Cintaku Sederhana dan Mati Dengan Sendiri nya
Mengapa kamu terus datang pada ku? Menceritakan kembali semua keluh kesah mu pada ku? Di saat aku memilih untuk pergi jauh meninggalkan mu, di saat aku memilih untuk tidak lagi mengingat tentang mu, di saat aku telah memilih untuk menyimpan mu rapat.
Di saat kamu menegaskan bahwa ada orang lain yang jauh lebih baik dari ku yang telah kau jadikan sandaran untuk mu di saat kau rapuh, mengapa kini kau kembali pada ku? mana dia? tidak adakah dia di samping mu? dia yang kau sebut selalu ada untuk mu dan melebihi kehadiran ku di samping mu. tidak kah dia memiliki waktu yang seutuh nya untuk mu? hanya untuk sekedar mendengar semua keluh kesah mu? hingga kau datang kembali pada ku? aku sudah lelah berusaha untuk mu. Aku lelah selalu berusaha dan mencoba menjadi satu satu nya tempat untuk mu bersandar. Karna di saat itu, bukan aku yang kau pilih, bukan aku yang kau lihat, dan bukan aku yang kau rasakan. kau datang pada ku setelah kau merasakan setengah gundah dan pilu mu hilang di pundak nya, lalu kau menaruh setengah nya lagi pada ku. Aku tidak ingin menjadi pilihan di saat aku tidak pernah menjadi kan mu pilihan untuk ku. Mengapa kau mengejar ku di saat aku memilih untuk berlari meninggalkan mu? Tidak kah dia yang jauh lebih baik dari ku menghilangkan dahaga mu sampai mengharuskan kau kembali mengejar ku hanya untuk meminta setetes air? Tidak lagi. betapa sedih hati ini ketika ku bercermin dan melihat diri ku sendiri yang bodoh, yang selalu berharap lebih pada mu? di saat aku menunggu mu datang pada ku hanya sekedar untuk menawarkan pundak untuk ku melepas penat dan pilu yang ku rasakan, aku bahkan tidak tahu dimana kamu berada. Di saat aku berusaha selalu menghadirkan mu, selalu melihat mu ada di sekeliling ku, aku bahkan hanya melihat bayang mu yang maya ada di sekitar ku. Apa lagi yang kau ingin kan dari ku? Semua telah ku berikan pada mu sayang. Cinta yang pernah kau minta, sayang yang pernah kau inginkan, kasih yang kau butuh kan, kehadiran walau sedetik yang kau butuhkan, kepercayaan yang kau inginkan. Apa lagi sayang? Hanya ucap kata "LOVE" yang tidak bisa dengan gamblang ku rangkai dengan kata kata seindah bait puisi yang belum bisa aku berikan. Karna kau pun tau, susah untuk ku merangkai kata seindah baik puisi untuk menunjukan cinta ku. Hanya kelembutan seperti yang kau inginkan yang tak bisa ku berikan pada mu, sebab kau pun tahu sejak awal, aku tidak memiliki kelembutan seperti diri nya yang kini bersama mu. Sedang kau tau sayang, ku buktikan cinta ku pada mu bukan melalui kata, sedang kau melihat dengan jelas sayang, ku lakukan semua untuk mu demi cinta yang ku miliki untuk mu. Tidak kah semua itu cukup untuk kau melihat dan merasakan ku?
Jika semua hal yang kau inginkan yang tlah ku berikan tidaklah cukup untuk bisa kau lihat dan kau rasakan, apa lagi yang harus ku lakukan untuk mu? Sedang kau pun tau, CINTA KU SEDERHANA.
Apa lagi yang kau inginkan dari ku kini? Aku membiarkan mu memilih, dan tlah kau tunjukan pilihan itu pada ku. Aku menyadari nya dan aku tahu sedari awal apa yang tlah ku rasakan pada dia yang kini hadir menemani perjalanan mu. Sejak awal ku kata kan, aku tidak lebih dari nya. Sejak awal kehadiran nya, telah aku katakan, dia lebih layak bersanding dengan mu. Tidak kah kau pandang jauh ke dalam dua bola mataku betapa takut nya aku untuk melepas mu bersama nya? Kini aku tidak takut lagi, karna kau pun telah menegaskan kepada ku betapa tidak pantas nya aku bersanding dengan mu lagi. Percaya lah, kini aku sudah lupa rasa sakit nya, aku tidak lagi merasakan rasa sakit itu, karna kau pun tau, kini RASA KU TELAH MATI. Pandangan ku kosong, bahkan tak ku rasakan lagi angin yang berhembus. Dan kau tahu kasih.
Kini pergilah, jalan kita mungkin tlah berbeda, pergilah dapatkan kelembutan yang kau inginkan bersama nya. Karna tlah terbiasa kau dapatkan kelembutan dari nya hingga tak sedikit pun kau rasakan kelembutan ku. Ku akui aku memnag tak selembut diri nya, memang tak sehalus dirinya.
Aku adalah apa yang tidak kau lihat sekarang, nanti, dan selama nya. Kini kan ku kubur dan ku simpan rapat semua asa dan harapan untuk bersama mu. Terimakasih kasih, tlah kau matikan rasa ku hingga tak dapat lagi ku rasakan rasa sakit itu. Terimakasih sayang, tlah kau buat jasad ini seperti jiwa yang tak bernyawa. TERIMAKASIH
Di saat kamu menegaskan bahwa ada orang lain yang jauh lebih baik dari ku yang telah kau jadikan sandaran untuk mu di saat kau rapuh, mengapa kini kau kembali pada ku? mana dia? tidak adakah dia di samping mu? dia yang kau sebut selalu ada untuk mu dan melebihi kehadiran ku di samping mu. tidak kah dia memiliki waktu yang seutuh nya untuk mu? hanya untuk sekedar mendengar semua keluh kesah mu? hingga kau datang kembali pada ku? aku sudah lelah berusaha untuk mu. Aku lelah selalu berusaha dan mencoba menjadi satu satu nya tempat untuk mu bersandar. Karna di saat itu, bukan aku yang kau pilih, bukan aku yang kau lihat, dan bukan aku yang kau rasakan. kau datang pada ku setelah kau merasakan setengah gundah dan pilu mu hilang di pundak nya, lalu kau menaruh setengah nya lagi pada ku. Aku tidak ingin menjadi pilihan di saat aku tidak pernah menjadi kan mu pilihan untuk ku. Mengapa kau mengejar ku di saat aku memilih untuk berlari meninggalkan mu? Tidak kah dia yang jauh lebih baik dari ku menghilangkan dahaga mu sampai mengharuskan kau kembali mengejar ku hanya untuk meminta setetes air? Tidak lagi. betapa sedih hati ini ketika ku bercermin dan melihat diri ku sendiri yang bodoh, yang selalu berharap lebih pada mu? di saat aku menunggu mu datang pada ku hanya sekedar untuk menawarkan pundak untuk ku melepas penat dan pilu yang ku rasakan, aku bahkan tidak tahu dimana kamu berada. Di saat aku berusaha selalu menghadirkan mu, selalu melihat mu ada di sekeliling ku, aku bahkan hanya melihat bayang mu yang maya ada di sekitar ku. Apa lagi yang kau ingin kan dari ku? Semua telah ku berikan pada mu sayang. Cinta yang pernah kau minta, sayang yang pernah kau inginkan, kasih yang kau butuh kan, kehadiran walau sedetik yang kau butuhkan, kepercayaan yang kau inginkan. Apa lagi sayang? Hanya ucap kata "LOVE" yang tidak bisa dengan gamblang ku rangkai dengan kata kata seindah bait puisi yang belum bisa aku berikan. Karna kau pun tau, susah untuk ku merangkai kata seindah baik puisi untuk menunjukan cinta ku. Hanya kelembutan seperti yang kau inginkan yang tak bisa ku berikan pada mu, sebab kau pun tahu sejak awal, aku tidak memiliki kelembutan seperti diri nya yang kini bersama mu. Sedang kau tau sayang, ku buktikan cinta ku pada mu bukan melalui kata, sedang kau melihat dengan jelas sayang, ku lakukan semua untuk mu demi cinta yang ku miliki untuk mu. Tidak kah semua itu cukup untuk kau melihat dan merasakan ku?
Jika semua hal yang kau inginkan yang tlah ku berikan tidaklah cukup untuk bisa kau lihat dan kau rasakan, apa lagi yang harus ku lakukan untuk mu? Sedang kau pun tau, CINTA KU SEDERHANA.
Apa lagi yang kau inginkan dari ku kini? Aku membiarkan mu memilih, dan tlah kau tunjukan pilihan itu pada ku. Aku menyadari nya dan aku tahu sedari awal apa yang tlah ku rasakan pada dia yang kini hadir menemani perjalanan mu. Sejak awal ku kata kan, aku tidak lebih dari nya. Sejak awal kehadiran nya, telah aku katakan, dia lebih layak bersanding dengan mu. Tidak kah kau pandang jauh ke dalam dua bola mataku betapa takut nya aku untuk melepas mu bersama nya? Kini aku tidak takut lagi, karna kau pun telah menegaskan kepada ku betapa tidak pantas nya aku bersanding dengan mu lagi. Percaya lah, kini aku sudah lupa rasa sakit nya, aku tidak lagi merasakan rasa sakit itu, karna kau pun tau, kini RASA KU TELAH MATI. Pandangan ku kosong, bahkan tak ku rasakan lagi angin yang berhembus. Dan kau tahu kasih.
Kini pergilah, jalan kita mungkin tlah berbeda, pergilah dapatkan kelembutan yang kau inginkan bersama nya. Karna tlah terbiasa kau dapatkan kelembutan dari nya hingga tak sedikit pun kau rasakan kelembutan ku. Ku akui aku memnag tak selembut diri nya, memang tak sehalus dirinya.
Aku adalah apa yang tidak kau lihat sekarang, nanti, dan selama nya. Kini kan ku kubur dan ku simpan rapat semua asa dan harapan untuk bersama mu. Terimakasih kasih, tlah kau matikan rasa ku hingga tak dapat lagi ku rasakan rasa sakit itu. Terimakasih sayang, tlah kau buat jasad ini seperti jiwa yang tak bernyawa. TERIMAKASIH
Rabu, 17 September 2014
Bagaimana aku bermakna ?
Setelah ku berkatapun kau tak peka
Yg satu biasa
Yg lainya tiada
Semua lenyap ditelan masa
Kita sudah berbeda
Tak lagi tumbuh berpucuk daun
Berakar kuat
Berbunga memikat
Kita hanya dedaunan kering
Yg bisa dengan mudah terombang-ambing
Dan akhirnya terbang terpisah
Tinggal aku sendiri disini
Menyepi sunyi tak ditemani
Inikah yg kau mau ?
Maka terbanglah sesuka hatimu
Jika ingin kembali...
Kembalilah
Jika tidak,
Maaf aku tak menunggu lebih lama untuk ini
Aku lelah selalu kecewa
Dan bergegas ketika kau ada
Sedang aku ?
Aku mau kamu
Kamu dan aku bersama
Tak perlu selalu berjumpa
Cukup saling terbuka
Agar aku merasa hidup
Tanpa berpura tertawa
Setelah ku berkatapun kau tak peka
Yg satu biasa
Yg lainya tiada
Semua lenyap ditelan masa
Kita sudah berbeda
Tak lagi tumbuh berpucuk daun
Berakar kuat
Berbunga memikat
Kita hanya dedaunan kering
Yg bisa dengan mudah terombang-ambing
Dan akhirnya terbang terpisah
Tinggal aku sendiri disini
Menyepi sunyi tak ditemani
Inikah yg kau mau ?
Maka terbanglah sesuka hatimu
Jika ingin kembali...
Kembalilah
Jika tidak,
Maaf aku tak menunggu lebih lama untuk ini
Aku lelah selalu kecewa
Dan bergegas ketika kau ada
Sedang aku ?
Aku mau kamu
Kamu dan aku bersama
Tak perlu selalu berjumpa
Cukup saling terbuka
Agar aku merasa hidup
Tanpa berpura tertawa
menjauhlah jika aku hanya sampah dlm bayangmu
biarkanku berlari dari hadirmu
sesulit apapun itu
aku akan tetap berlari dan pergi
karna mengenangmu menyakitiku
hingga ku tenggelam dlm lautan biru
ya biru,,,
aku membiru karnamu
bukan putih, jingga ataupun merah jambu
tapi biru...
tanda aku pilu
cinta...
apa itu ?
ia hanya cerita
yg nyatanya,,
belum kutemukan bahagia
biarkanku berlari dari hadirmu
sesulit apapun itu
aku akan tetap berlari dan pergi
karna mengenangmu menyakitiku
hingga ku tenggelam dlm lautan biru
ya biru,,,
aku membiru karnamu
bukan putih, jingga ataupun merah jambu
tapi biru...
tanda aku pilu
cinta...
apa itu ?
ia hanya cerita
yg nyatanya,,
belum kutemukan bahagia
kini berbeda
tlah berbeda sgalanya
rasa yg sebelumnya
duri terlanjur menancapkan tajamnya
bawakan luka kecewa menodainya
malam kini tiada terang
bintang hatiku tlah jauh terbang
hendak kubertanya, kemanakah gerangan ?
namun kau begitu cepat menghilang
entah waktu akan kembali
satukan asa sepasang hati
namun semua sungguh tlah pergi
mungkin harap hanyalah mimpi
andai waktu kembalikan kita
dalam cerita cinta berdua
aku akan berkata
lupakanlah aku ! bila cinta takan bahagia
kini jelas sangat berbeda
lihatlah kita !
saling berpaling muka
seolah cinta tak pernah bergelora
aku masih memperdulikanmu
bukan karna cinta
tapi kita pernah bersama
kuharap waktu putarkan lagi
bukan untuk kembali
namun memperbaiki yg tlh pergi
rasa yg sebelumnya
duri terlanjur menancapkan tajamnya
bawakan luka kecewa menodainya
malam kini tiada terang
bintang hatiku tlah jauh terbang
hendak kubertanya, kemanakah gerangan ?
namun kau begitu cepat menghilang
entah waktu akan kembali
satukan asa sepasang hati
namun semua sungguh tlah pergi
mungkin harap hanyalah mimpi
andai waktu kembalikan kita
dalam cerita cinta berdua
aku akan berkata
lupakanlah aku ! bila cinta takan bahagia
kini jelas sangat berbeda
lihatlah kita !
saling berpaling muka
seolah cinta tak pernah bergelora
aku masih memperdulikanmu
bukan karna cinta
tapi kita pernah bersama
kuharap waktu putarkan lagi
bukan untuk kembali
namun memperbaiki yg tlh pergi
Selasa, 16 September 2014
Tell Me
Dunia selalu berputar dan karna itu lah hidup menjadi sesuatu hal yang random. Ini tentang kita. Tentang kamu dan aku. Aku melihat keindahan dalam senyum dan tawa mu, namun tak luput dari pandangan ku kau menyimpan sesuatu yang aku tak tahu itu apa. Tak henti aku berfikir ini tentang kita, atau hanya tentang aku, atau hanya tentang kamu. Bagaimana mungkin aku memaksa ego ku untuk membuat mu bicara tentang sesuatu yang mungkin memang belum sepantas nya aku untuk tahu. Atau mungkin aku memang tidak pantas? entah lah..
Tell me...
Pantaskah aku? Berhak kah aku untuk meminta mu bersandar di pundak ku ketika kau merasa lelah dan butuh tempat untuk bersandar? Sekeras mungkin aku berusaha meredam segala keegoan ku. Sudah ku katakan kasih... Aku melihat mu meski kau berada jauh dari pelupuk mata ku.. Sudah ku katakan kasih... aku merasakan kegelisahan itu.
tell me...
Apa aku berarti untuk mu seperti kamu yang begitu berarti untuk ku? Jangan buat aku bingung dan bimbang dengan kegelisahan ini. Bebaskan aku.. beritahu aku apa yang telah bergejolak dalam hati mu. Beritahu aku apa yang membuat hati ku merasakan kegelisahan yang sangat. Beritahu aku apa yang kau inginkan, agar aku mengerti, agar aku mampu menjadi yang kau inginkan..
Tell me...
sayang.... tidak ada yang bisa ku lakukan untuk mampu berkata manis membujuk dan merayu. Aku memilih untuk diam seribu bahasa dimana aku menghadirkan sebuah harapan kan ku dapat jawaban dari kebisuan ku. Aku terlalu takut menggores luka, aku terlalu takut menoreh kekecewaan. Kasih...bicaralah dan lihat aku. Percayalah aku mampu beridir tegak di saat kau rapuh. Aku mampu menerjang angin di saat kau tak mampu menerjang badai.
Tell me...
Apa diam itu menyimpan kebohongan yang akan melukai kita? atau diam itu menyimpan kebohongan yang akan membuatku merasa sakit dan sesak? Atau diam itu menyimpan kebohongan untuk menutupi segala kegelisahan dan sakit yang kau sembunyikan? Aku merasakan kegelisahan dan sesak saat kau katakan "aku baik-baik saja". Entah apa yang terjadi? Aku merasa, aku telah mengetahui kebohongan hati mu dengan mengatakan "aku baik-baik saja". Akankah kau memberitahu ku? Apa yang terjadi kasih... aku menunggu mu mengungkap tabir itu.. Aku ingin mengerti kegelisahan mu..aku ingin mengerti diam mu..bahkan aku ingin mengerti arti "aku baik-baik saja" yang sesungguh nya dari mu.
Tell me..
Bukan lagi kau dan aku. Kini, kau dan aku telah menjadi kita. Katakan kasih... bersandarlah pada ku. Percaya lah aku mampu. Percaya lah pada ku.
Tell me....
Tell me...
Pantaskah aku? Berhak kah aku untuk meminta mu bersandar di pundak ku ketika kau merasa lelah dan butuh tempat untuk bersandar? Sekeras mungkin aku berusaha meredam segala keegoan ku. Sudah ku katakan kasih... Aku melihat mu meski kau berada jauh dari pelupuk mata ku.. Sudah ku katakan kasih... aku merasakan kegelisahan itu.
tell me...
Apa aku berarti untuk mu seperti kamu yang begitu berarti untuk ku? Jangan buat aku bingung dan bimbang dengan kegelisahan ini. Bebaskan aku.. beritahu aku apa yang telah bergejolak dalam hati mu. Beritahu aku apa yang membuat hati ku merasakan kegelisahan yang sangat. Beritahu aku apa yang kau inginkan, agar aku mengerti, agar aku mampu menjadi yang kau inginkan..
Tell me...
sayang.... tidak ada yang bisa ku lakukan untuk mampu berkata manis membujuk dan merayu. Aku memilih untuk diam seribu bahasa dimana aku menghadirkan sebuah harapan kan ku dapat jawaban dari kebisuan ku. Aku terlalu takut menggores luka, aku terlalu takut menoreh kekecewaan. Kasih...bicaralah dan lihat aku. Percayalah aku mampu beridir tegak di saat kau rapuh. Aku mampu menerjang angin di saat kau tak mampu menerjang badai.
Tell me...
Apa diam itu menyimpan kebohongan yang akan melukai kita? atau diam itu menyimpan kebohongan yang akan membuatku merasa sakit dan sesak? Atau diam itu menyimpan kebohongan untuk menutupi segala kegelisahan dan sakit yang kau sembunyikan? Aku merasakan kegelisahan dan sesak saat kau katakan "aku baik-baik saja". Entah apa yang terjadi? Aku merasa, aku telah mengetahui kebohongan hati mu dengan mengatakan "aku baik-baik saja". Akankah kau memberitahu ku? Apa yang terjadi kasih... aku menunggu mu mengungkap tabir itu.. Aku ingin mengerti kegelisahan mu..aku ingin mengerti diam mu..bahkan aku ingin mengerti arti "aku baik-baik saja" yang sesungguh nya dari mu.
Tell me..
Bukan lagi kau dan aku. Kini, kau dan aku telah menjadi kita. Katakan kasih... bersandarlah pada ku. Percaya lah aku mampu. Percaya lah pada ku.
Tell me....
Senin, 15 September 2014
Minggu, 14 September 2014
sweetest thing
Tuhan, telah kau tunjukan lagi pada ku makhluk terindah, termanis yang telah kau ciptakan di muka bumi ini. Telah kau tunjukan lagi satu kesempurnaan yang kau berikan pada makhluk yang kau ciptakan. Tuhan, betapa indah nya dan betapa manis nya makhluk ciptaan mu itu. Aku mengagumi paras manis seorang wanita. Bukan sesuatu hal yang salah bukan jika seorang wanita mengagumi kecantikan dari wanita lain yang di lihat nya? Bukan berarti dia ubnormal kan? Sementara yang ku lihat adalah kekuasaan allah, kedahsyatan nya menciptakan makhluk manis itu. Kemurahan nya yang telah memberikan nya kesempurnaan hidup pada dia yang ku lihat.
Paras wajah yang memang tidak terlihat cantik, namun terlihat sangat manis dan indah di pandang setiap insan mata yang melihat nya. Bolehkah aku merasakan nya tuhan? Merasakan hidup yang dia miliki, merasakan kesempurnaan yang telah kau berikan pada nya? Maaf tuhan, bukan maksud aku tak menysyukuri kesempuranaan yang kau berikan kepada ku.
Aku sungguh terkagum melihat hal termanis yang kau ciptakan. Aku hanya sungguh terkagum melihat kesempurnaan yang kau berikan pada nya.
Dia berjalan di hadapan ku, tersenyum pada hal layak mata yang melihat nya. Indah senyum nya membuat setiap mata yang melihat nya berbinar. Membuat semua mata hawa yang melihat nya memancarkan rasa ingin merasakan seperti apa rasa nya menjadi diri nya.
Karir yang baik membuat nya semakin terlihat sempurna. Bagai wanita tangguh yang mampu tetap berdiri tegak di atas lemah nya seorang wanita. Dia mampu membuktikan bahwasa nya bukan hanya makhluk adam yang mampu berdiri tegak menerjang badai kehidupan, dia membuktikan bahwasa nya kaum hawa jauh lebih mampu menerjang badai, bahkan dia mampu berlari kencang melawan badai.
Makhluk termanis...
Semoga kelak aku bisa merasakan apa yang kau rasakan. Biarlah kekaguman ini terus menyelimuti binar mata ku. Kelak suatu hari nanti, pandang binar mata itu akan tertuju pada diri ku.
Amieenn
Paras wajah yang memang tidak terlihat cantik, namun terlihat sangat manis dan indah di pandang setiap insan mata yang melihat nya. Bolehkah aku merasakan nya tuhan? Merasakan hidup yang dia miliki, merasakan kesempurnaan yang telah kau berikan pada nya? Maaf tuhan, bukan maksud aku tak menysyukuri kesempuranaan yang kau berikan kepada ku.
Aku sungguh terkagum melihat hal termanis yang kau ciptakan. Aku hanya sungguh terkagum melihat kesempurnaan yang kau berikan pada nya.
Dia berjalan di hadapan ku, tersenyum pada hal layak mata yang melihat nya. Indah senyum nya membuat setiap mata yang melihat nya berbinar. Membuat semua mata hawa yang melihat nya memancarkan rasa ingin merasakan seperti apa rasa nya menjadi diri nya.
Karir yang baik membuat nya semakin terlihat sempurna. Bagai wanita tangguh yang mampu tetap berdiri tegak di atas lemah nya seorang wanita. Dia mampu membuktikan bahwasa nya bukan hanya makhluk adam yang mampu berdiri tegak menerjang badai kehidupan, dia membuktikan bahwasa nya kaum hawa jauh lebih mampu menerjang badai, bahkan dia mampu berlari kencang melawan badai.
Makhluk termanis...
Semoga kelak aku bisa merasakan apa yang kau rasakan. Biarlah kekaguman ini terus menyelimuti binar mata ku. Kelak suatu hari nanti, pandang binar mata itu akan tertuju pada diri ku.
Amieenn
yang kini kan ku simpan rapat
Entah harus dari mana ku memulai kata-kata ku. Rasa gelisah tak menentu dari jauh lubuk hati ku.
Entah bagaimana mengungkap cinta yang sesungguh nya. Rasa nya sungguh sulit dan sakit mengungkap tabir cinta. Ada asa yang ku sembunyikan, ada luka yang tak ingin ku perlihatkan, dan ada air mata yang deras menetes. Tidak kah kau tahu kasih betapa sungguh aku mencintai dan mengagumi mu dalam hidup ku? Kini semua sirna. Sirna bersama semua ucap dan ketidak tahuan mu akan cinta dan pengorbanan ku. Harus berapa lembar kertas putih yang harus ku torehkan tinta hitam hanya untuk menuliskan kisah kita dan cinta ku pada mu?
Kamu yang kini kan ku simpan rapat...
Dengarlah sedetik saja jerit hati ini...aku mohon. Hati ini menjerit meminta mu yang dulu kembali. Hati ini hanya ingin bersandar sebentar saja di pundak mu. Aku ingin merasakan nya sekaliiiiiiiiii saja. Kamu yang ingin kini ingin ku simpan rapat... Tak pernahkah terlihat cinta di mata ku untuk mu? Aku sakit, aku sekarat, dan aku mati perlahan. Mengapa kini cinta mu begitu sulit ku kenali?
dimana cinta mu yang dulu? cinta mu yang menghiasi hari hari ku dengan kenyamanan, cinta mu yang dulu berbalut kelembutan dan kesabaran, cinta mu yang selalu menyediakan tempat bersandar untuk ku meski belum sempat ku sandari sandaran itu. Dimana cinta mu yang dulu? Cinta mu yang tak pernah mengenal waktu. Dimana cinta mu yang dulu? Cinta mu yang hanya bersandar kepada ku, cinta mu yang tak pernah lelah. Dimana dia? Aku inginkan cinta mu yang dulu kembali. Dan aku ingin kan diri mu yang dulu kembali. Aku inginkan kenangan indah itu kembali, kenangan indah saat kau kecup kedua bola mata ku, kenangan indah saat kau kecup kening ku, kenangan indah saat kau kecup mesra jemari ku. Aku inginkan kenangan itu kembali. Sungguh aku ingin
Kamu yang kini kan ku simpan rapat...
Kini bukan cuma hati yang kau sakiti, tapi juga hidupku.Bertahun sudah kita lewati hari bersama. Bertahun sudah ku terus berusaha membuktikan dan memberikan cinta yang pernah kau minta dari ku. Bertahun sudah ku labukan cinta dan hati ku pada mu. Namun tak sedikitpun kau lihat aku. Mengapa begitu sulit untuk kini kau lihat cinta ku? Apa salah ku kasih?
Berbagai cara ku coba untuk membuat mu mengerti betapa aku sangat menginginkan kamu yang dulu kembali kepadaku. Namun tak satupun kau lihat. Hanya luka yang tersirat dalam benak mu. Tak pernah henti ku ucap syukur betapa bahagia dan betapa beruntung nya aku memiliki cinta dan kasih mu. Namun kini semua telah sirna, bersama bayang mu dalam hidup ku.
Ribuan kata indah tlah coba ku ungkapkan, namun tak satupun berarti di mata mu.
kamu yang kini kan ku simpan rapat...
Mengapa begitu sakit kau buat hati dan hidup ini?? Mengapa kau buat begitu sulit aku melangkah untuk membuat mu mengerti dan melihat cinta ku?
Sementara kamu pun tau, tak pernah ada kelembutan di dalam diri ku untuk mengucap kata "LOVE".
Sementara kau pun tau, tak pernah mampu ku keluarkan kata yang tepat dari bibirku untuk mengatakan "Aku mencintai mu". Sementara kau pun tau kemunafik kan hati ku.
Kamu yang kini kan ku simpan rapat...
Dengarlah ucap ku untuk terakhir kali nya. Aku mencitai mu dengan cara ku. Aku mencintai mu dengan sederhana. Rasakan lah derai air mata ku yang mengalir saat aku harus pergi melangkah kan kaki ku menjauh dari hidup mu. Lihat lah aku yang sekarat dalam setiap langkah ku.
Kini kau tegaskan pada ku bahwa ada yang jauh lebih baik dari ku yang kini ada di dekat mu. Aku kan pergi, membawa diri, dan biarkan cinta di hati terkubur lagi.
Kini terlalu sakit untuk aku bertahan. Cinta mu tak dapat lagi ku genggam. Cinta mu tak dapat lagi ku kirimi isyarat.
Ku titipkan salam terkahir ku pada bintang malam. Lihat lah kasih, kini cahaya rembulan meredup seolah memberi isyarat akan kematian cinta dan hati ku. Maka kini, hanya mampu ku sampaikan memlalui angin kehampaan yang abadi, karna kini aku harus pergi meninggalkan cinta mu yang tak lagi untuk ku. Aku pergi..........
Kini.... kau kan ku simpan rapat.
untuk mu yang kini kan ku simpan rapat.
Entah bagaimana mengungkap cinta yang sesungguh nya. Rasa nya sungguh sulit dan sakit mengungkap tabir cinta. Ada asa yang ku sembunyikan, ada luka yang tak ingin ku perlihatkan, dan ada air mata yang deras menetes. Tidak kah kau tahu kasih betapa sungguh aku mencintai dan mengagumi mu dalam hidup ku? Kini semua sirna. Sirna bersama semua ucap dan ketidak tahuan mu akan cinta dan pengorbanan ku. Harus berapa lembar kertas putih yang harus ku torehkan tinta hitam hanya untuk menuliskan kisah kita dan cinta ku pada mu?
Kamu yang kini kan ku simpan rapat...
Dengarlah sedetik saja jerit hati ini...aku mohon. Hati ini menjerit meminta mu yang dulu kembali. Hati ini hanya ingin bersandar sebentar saja di pundak mu. Aku ingin merasakan nya sekaliiiiiiiiii saja. Kamu yang ingin kini ingin ku simpan rapat... Tak pernahkah terlihat cinta di mata ku untuk mu? Aku sakit, aku sekarat, dan aku mati perlahan. Mengapa kini cinta mu begitu sulit ku kenali?
dimana cinta mu yang dulu? cinta mu yang menghiasi hari hari ku dengan kenyamanan, cinta mu yang dulu berbalut kelembutan dan kesabaran, cinta mu yang selalu menyediakan tempat bersandar untuk ku meski belum sempat ku sandari sandaran itu. Dimana cinta mu yang dulu? Cinta mu yang tak pernah mengenal waktu. Dimana cinta mu yang dulu? Cinta mu yang hanya bersandar kepada ku, cinta mu yang tak pernah lelah. Dimana dia? Aku inginkan cinta mu yang dulu kembali. Dan aku ingin kan diri mu yang dulu kembali. Aku inginkan kenangan indah itu kembali, kenangan indah saat kau kecup kedua bola mata ku, kenangan indah saat kau kecup kening ku, kenangan indah saat kau kecup mesra jemari ku. Aku inginkan kenangan itu kembali. Sungguh aku ingin
Kamu yang kini kan ku simpan rapat...
Kini bukan cuma hati yang kau sakiti, tapi juga hidupku.Bertahun sudah kita lewati hari bersama. Bertahun sudah ku terus berusaha membuktikan dan memberikan cinta yang pernah kau minta dari ku. Bertahun sudah ku labukan cinta dan hati ku pada mu. Namun tak sedikitpun kau lihat aku. Mengapa begitu sulit untuk kini kau lihat cinta ku? Apa salah ku kasih?
Berbagai cara ku coba untuk membuat mu mengerti betapa aku sangat menginginkan kamu yang dulu kembali kepadaku. Namun tak satupun kau lihat. Hanya luka yang tersirat dalam benak mu. Tak pernah henti ku ucap syukur betapa bahagia dan betapa beruntung nya aku memiliki cinta dan kasih mu. Namun kini semua telah sirna, bersama bayang mu dalam hidup ku.
Ribuan kata indah tlah coba ku ungkapkan, namun tak satupun berarti di mata mu.
kamu yang kini kan ku simpan rapat...
Mengapa begitu sakit kau buat hati dan hidup ini?? Mengapa kau buat begitu sulit aku melangkah untuk membuat mu mengerti dan melihat cinta ku?
Sementara kamu pun tau, tak pernah ada kelembutan di dalam diri ku untuk mengucap kata "LOVE".
Sementara kau pun tau, tak pernah mampu ku keluarkan kata yang tepat dari bibirku untuk mengatakan "Aku mencintai mu". Sementara kau pun tau kemunafik kan hati ku.
Kamu yang kini kan ku simpan rapat...
Dengarlah ucap ku untuk terakhir kali nya. Aku mencitai mu dengan cara ku. Aku mencintai mu dengan sederhana. Rasakan lah derai air mata ku yang mengalir saat aku harus pergi melangkah kan kaki ku menjauh dari hidup mu. Lihat lah aku yang sekarat dalam setiap langkah ku.
Kini kau tegaskan pada ku bahwa ada yang jauh lebih baik dari ku yang kini ada di dekat mu. Aku kan pergi, membawa diri, dan biarkan cinta di hati terkubur lagi.
Kini terlalu sakit untuk aku bertahan. Cinta mu tak dapat lagi ku genggam. Cinta mu tak dapat lagi ku kirimi isyarat.
Ku titipkan salam terkahir ku pada bintang malam. Lihat lah kasih, kini cahaya rembulan meredup seolah memberi isyarat akan kematian cinta dan hati ku. Maka kini, hanya mampu ku sampaikan memlalui angin kehampaan yang abadi, karna kini aku harus pergi meninggalkan cinta mu yang tak lagi untuk ku. Aku pergi..........
Kini.... kau kan ku simpan rapat.
Sabtu, 13 September 2014
Yang kini ku miliki
Aku menjadi seperti orang gila ketika di hadapan nya, tidak tau apa yang harus aku lakukan. Ketika mata ini tertuju pada senyum dan tawa indah mu, seolah mata ini tak mampu terlepas dari keindahan itu. aku terpaku seolah kesadaran ini ingin ikut pergi bersama senyum dan tawa indah mu. Entah apa yang terjadi? Bagaimana mungkin aku mampu lepas dari keindahan itu? Tapi mengapa seolah keindahan itu menyimpan luka? menyimpan sesak dan air mata maya? air mata yang dapat di rasakan namun tak terlihat. Aku ingin lebih banyak mengerti tanpa harus dia berbicara..namun aku takut. Aku takut bila aku salah mengerti dengan apa yang ku lihat dengan mata hati ku. Dia yang kini aku miliki... entah apa yang membuat nya mampu bertahan bersama ku. Ketika aku hanya mampu menciptakan suasana yang hening, Dia mampu membuat suasana hening itu menjadi berarti dengan senyum dan tawa nya. Untuk sejenak, aku pernah merasakan takut berada di dekat nya. Namun, dia mampu meyakinkan ku dia mampu dengan sangat baik menjaga ku. Menjaga kesucian ku dan kehormatan ku. Menjaga kehormatan keluarga kami berdua. Dia yang kini aku miliki.... Tuhan, mengapa begitu kau indahkan dia untuk ku? apa engkau yakin??? yakin memperuntukan dia untuk ku? dia yang kini aku miliki..aroma sentuhan mu masih melekat pada jemari ku. Dia yang kini aku miliki... Betapa beruntung nya aku memiliki mu di dalam hidup ku saat ini. Bagaimana mungkin aku bisa mnyakiti mu? Tuhan.. betapa beruntung nya aku kau buat hingga aku bisa memiliki nya. Tuhan, kali ini sungguh aku memohon, jangan kau hentikan senyum dan tawa nya untuk ku..tetaplah kuatkan aku untuk terus bisa tersenyum melihat indah nya ciptaan mu. Kuatkan aku untuk selalu mampu membuka mata ku, untuk mampu melihat indah nya senyum dan tawa itu. Sungguh aku tak mampu berpaling, mata ku hanya tertuju pada nya..
Aku tak sanggup untuk menggores luka pada nya. Aku tak sanggup menoreh kekecewaan atas ketulusan yang dia berikan pada ku..... Tuhan, tetap teguhkan hati ini untuk terus mampu berusaha membahagiakan nya, untuk terus mampu membuat nya tersenyum dan tertawa.
Percayalah sayang, kau terlihat indah meski berada jauh dari pelupuk mata ku. Percaya lah sayang,, aku di sini selalu ingin membuat mu merasa bangga telah memilih ku. sayang..aku bukanlah wanita sempurna yang memiliki rupa yang cantik jelita bagai juliet. Aku bukan lah wanita yang mengerti tentang arti cinta. Aku bukan lah wanita yang memiliki banyak kelebihan layak nya wanita yang pernah kau miliki yang mungkin jauh lebih baik dari ku. Aku bukan lah wanita yang mampu dengan mudah mengucap kata "LOVE". Tapi percaya;ah, Aku mengerti keindahan yang ku lihat pada diri mu. Terimakasih sayang, telah menjadikan ku wanita yang beruntung karna telah kau izinkan aku memiliki mu dan keindahan mu. Cinta... Jangan kau redupkan seyum mu. Jangan kau lepaskan jemari ku dari genggaman mu. Kasih... tetaplah dengan kelambutan kesabaran mu dalam perjalanan menuntunku, karna kau pun tau, butuh waktu yang lama bagi ku untuk bisa memahami sedikit saja perkataan mu. Kasih.. jangan redupkan cahaya mu, percayalah aku akan mati dalam dekapan gelap malam yang menyelimutiku tanpa cahaya mu. Kasih... ku titipkan salam ku pada hembusan angin dan cahaya purnama. Semoga kau selalu terjaga dalam setiap lelap tidur mu. Agar selalu kau pancarkan keindahan bagi setiap insan di dunia ini.
Untuk mu yang kini ku miliki...
Kamis, 11 September 2014
Sudah aku katakan, aku merelakanmu memutar haluan untuk berpaling dariku..
Aku mengikhlaskan langkahmu untuk beranjak dari tempat tinggalku..
Jangan datang atau hanya tanya kabar..
Aku sudah terlalu letih untuk semua yang kau lakukan..
Memperjuangkanku hanya mematikan rasaku..
Aku tak mau lagi berulang-ulang rasakan hal yang itu-itu lagi..
Sesukamu untuk datang, sesukamu pula untuk pergi lagi..
Untuk kali ini, biarkan aku yang sendiri..
Hadirmu tak juga merubah sisi burukku..
Tak perlu lagi untuk terus berkorban..
Karna aku benar tlah jenuh..
Berlarian-larian, lalu berhenti, lalu berlarian lagi..
Aku mengikhlaskan langkahmu untuk beranjak dari tempat tinggalku..
Jangan datang atau hanya tanya kabar..
Aku sudah terlalu letih untuk semua yang kau lakukan..
Memperjuangkanku hanya mematikan rasaku..
Aku tak mau lagi berulang-ulang rasakan hal yang itu-itu lagi..
Sesukamu untuk datang, sesukamu pula untuk pergi lagi..
Untuk kali ini, biarkan aku yang sendiri..
Hadirmu tak juga merubah sisi burukku..
Tak perlu lagi untuk terus berkorban..
Karna aku benar tlah jenuh..
Berlarian-larian, lalu berhenti, lalu berlarian lagi..
Ungkapan sebuah Luka
Maaf ku tak mampu menahan semua
Goresan luka yg kupendam dlm jiwa
Maaf ku ingin luapkan segalanya
Setelah sesak yg kualami dari semula
Seakan tercabik perih yg terasa
Dengarkan ketika aku serius mencurahkan
Rasakan ketika aku mulai menitihkan air mata
Mengerti ketika aku berkata benci
Dan menyanggahlah ketika aku siap mendengarnya
Karna aku tak sanggup berpikir tentang perasaanmu
Hanya ketika aku siap maka aku mau
Maaf karna aku merasa terluka sendiri
Sedang ku tau, kau pun mungkin sakit hati
Dan menyalahkan diri sendiri
Karna keputusanmu, kita menjadi asing kembali
Dan maafkanlah
Ketika aku berlinang air mata saat ku sadar kita tak lagi bersama
Meski semua terjadi sudah lama
Dan ketika saat itu tiba
Cukup tatap mataku
Dengarlah apa yg tersirat di dalamnya
Lalu
Peluk dan katakan semua akan baik-baik saja
Goresan luka yg kupendam dlm jiwa
Maaf ku ingin luapkan segalanya
Setelah sesak yg kualami dari semula
Seakan tercabik perih yg terasa
Dengarkan ketika aku serius mencurahkan
Rasakan ketika aku mulai menitihkan air mata
Mengerti ketika aku berkata benci
Dan menyanggahlah ketika aku siap mendengarnya
Karna aku tak sanggup berpikir tentang perasaanmu
Hanya ketika aku siap maka aku mau
Maaf karna aku merasa terluka sendiri
Sedang ku tau, kau pun mungkin sakit hati
Dan menyalahkan diri sendiri
Karna keputusanmu, kita menjadi asing kembali
Dan maafkanlah
Ketika aku berlinang air mata saat ku sadar kita tak lagi bersama
Meski semua terjadi sudah lama
Dan ketika saat itu tiba
Cukup tatap mataku
Dengarlah apa yg tersirat di dalamnya
Lalu
Peluk dan katakan semua akan baik-baik saja
Ada sunyi dihatiku
Ada kenangan yg ingin ku hapus
Namun keinginan itu pupus
Karna ia seperti tinta permanen
Yg sulit untuk dihilangkan
Ada kebencian yg ingin
kulenyapkan
Tentang seseorang yg
menanamkan kesakitan
Namun pagi tadi rasa itu kembali
Begitu besar hingga tak sanggup aku memikirkannya lagi
Ada kesedihan yg ingin kulupakan
Hingga ku menutup diri dari keramaian
Merasakan kesunyian
Menikmati kegelapan
Dan menangisi ketidakpedulian
Ada saat ketika aku merasa dihempaskan kedasar jurang
Begitu senyap dan menakutkan
Namun hanya alam yg ikut merasakan
Tak ada orang lain
Sungguh tak ada
Siapa teman ?
Siapa sahabat ?
Siapa kekasih ?
Siapa aku yg begitu
mendambakan semua orang itu ada ?
Sekalipun aku tak berharga lagi
Tak mengapa
Karna siapa aku ?
Namun keinginan itu pupus
Karna ia seperti tinta permanen
Yg sulit untuk dihilangkan
Ada kebencian yg ingin
kulenyapkan
Tentang seseorang yg
menanamkan kesakitan
Namun pagi tadi rasa itu kembali
Begitu besar hingga tak sanggup aku memikirkannya lagi
Ada kesedihan yg ingin kulupakan
Hingga ku menutup diri dari keramaian
Merasakan kesunyian
Menikmati kegelapan
Dan menangisi ketidakpedulian
Ada saat ketika aku merasa dihempaskan kedasar jurang
Begitu senyap dan menakutkan
Namun hanya alam yg ikut merasakan
Tak ada orang lain
Sungguh tak ada
Siapa teman ?
Siapa sahabat ?
Siapa kekasih ?
Siapa aku yg begitu
mendambakan semua orang itu ada ?
Sekalipun aku tak berharga lagi
Tak mengapa
Karna siapa aku ?
Kepada Kamu, dari Pundak yang Tak Pernah Lelah
Sudah berapa tetes air mata yang keluar karenanya, dan aku yang mengusapnya?
Sudah berapa senyum yang hilang karenanya, dan aku yang memunculkannya?
Kamu tak pernah benar-benar sadar, atau pura-pura tak sadar apa yang aku lakukan selalu saja tentang kamu. Semoga bukan karena kamu tak mau sadar.
Melakukan apa pun untukmu selalu membuatku resah. Tidak, aku tak memikirkan balasan yang mungkin tak akan aku terima, atau senyum yang sedari awal bukan untukku. Aku hanya gelisah apakah kamu bertahan karena adanya cinta, atau terpaksa. Sampai akhirnya aku menyadari satu sosok dalam cermin. Aku yang bertahan, untukmu.
Entah. Aku tak tahu benar ini tentang cinta. Namun yang aku tahu, cinta memang berkorban sampai sebegininya. Pengorbanannya tak pernah terbatas. Sayangnya kadang tak pernah berbalas.
Pundakku tak punya kata lelah menampung segala resah dan air matamu untuknya. Ya, tak pernah untukku. Kamu menangis kepadaku, tapi tangisanmu bukan untukku. Setelah semua yang aku lakukan, seketika kamu tersenyum kepadaku, tetapi kemudian menyimpan sebagian besarnya untuk dia.
Jangan salahkan aku terus mendoakanmu bersedih, karena hanya saat itu kamu datang, duduk di sampingku, merebahkan kepala di pundakku.
maaf yg tak penting
Maaf karna kehadiranku yg tidak penting selama ini
Maaf karna ketertarikanku akan
masa lalu yg tak kunjung usai
Maaf karna semua yg pernah hadir membuatmu jenuh
Dan maaf karna akupun tlah jauh meninggalkanmu
Jauh dari yg kupikirkan
Saat sebuah keegoanku yg memuncak
Untuk menyerah padamu
Atas semua pengorbanan hatiku yg kubangun
Atas semua rasa sakit yg mungkin tak pernah kau ketahui
Dan kini kau tlah merasakan kepergianku
Aku tak lagi ingin mengunjungimu
Sekalipun lewat ucap tak penting dariku
Karna sejak kapan aku menjadi penting bagimu
Aku tak pernah
merasakan itu
Ini hanya sebuah kata maaf
Yg sebenarnya tak penting diucapkan
Itu saja
Maaf karna ketertarikanku akan
masa lalu yg tak kunjung usai
Maaf karna semua yg pernah hadir membuatmu jenuh
Dan maaf karna akupun tlah jauh meninggalkanmu
Jauh dari yg kupikirkan
Saat sebuah keegoanku yg memuncak
Untuk menyerah padamu
Atas semua pengorbanan hatiku yg kubangun
Atas semua rasa sakit yg mungkin tak pernah kau ketahui
Dan kini kau tlah merasakan kepergianku
Aku tak lagi ingin mengunjungimu
Sekalipun lewat ucap tak penting dariku
Karna sejak kapan aku menjadi penting bagimu
Aku tak pernah
merasakan itu
Ini hanya sebuah kata maaf
Yg sebenarnya tak penting diucapkan
Itu saja
seperti angin yg kubenci
Tak perlu sewarna pelangi tuk lukiskan lembaran cerita
Cukup hitam dan putih pun tlah menjadi kisah klasik yg abadi
Tak perlu ribuan detik kita buang demi berjumpa
Cukup sedetikpun asal kau bahagia
Dimalam itu...
Dengan mudah ku teteskan air mata
Bukan karna aku sedih
Tapi begitu dalam perasaanku padamu
Yg dengan singkatnya kita bertemu
Perjumpaan ini
Seperti angin yg kubenci
Berhembus dengan hebatnya
hingga mataku berlinang air mata
Untuk sahabatku
Jika suatu saat kau melihatku menangis
Anggap saja angin itu
menggangguku
Dan aku begini...
Bukan karna aku yg tak
melepasmu
Hanya saja
Waktu selalu memisahkan kita
Dan aku tak suka
:')
Cukup hitam dan putih pun tlah menjadi kisah klasik yg abadi
Tak perlu ribuan detik kita buang demi berjumpa
Cukup sedetikpun asal kau bahagia
Dimalam itu...
Dengan mudah ku teteskan air mata
Bukan karna aku sedih
Tapi begitu dalam perasaanku padamu
Yg dengan singkatnya kita bertemu
Perjumpaan ini
Seperti angin yg kubenci
Berhembus dengan hebatnya
hingga mataku berlinang air mata
Untuk sahabatku
Jika suatu saat kau melihatku menangis
Anggap saja angin itu
menggangguku
Dan aku begini...
Bukan karna aku yg tak
melepasmu
Hanya saja
Waktu selalu memisahkan kita
Dan aku tak suka
:')
Rasanya ingin menangis..
Menuangkan airmata ini..
Tapi Tak setitik pun keluar dari sudut mataku..
Seperti ada yang menyesaki jiwaku..
Seperti ada yang memadati relung hatiku..
Tapi aku tak tau apa itu..
Rasanya ingin menangis, tapi mengapa begitu sulit..
Semua cerita dalam hidup ini selalu jadi misteri..
Banyak teka-teki didalamnya..
Aku tak tau mana yang benar-benar murni menyayangi..
Atau mana yang sedang memakai topeng..
Sandiwaranya sempurna..
Aku tidak begitu mahir untuk menilai keanekaragaman sifat seseorang..
Aku begitu takut salah..
Karna pernah dulu aku beranggapan itu adalah kebaikan untukku tapi ternyata itu benar merusakku..
Membuat aku benar merasa jatuh dan terpukul..
Ketika yang kunilai adalah tulus tapi ternyata modus..
Rasanya ingin menangis..
Menumpahkan semuanya..
Disini.. Disujudku..
Rasa resah gelisah ini..
Seakan selalu memelukku menjadi seseorang yang mudah rapuh..
Aku benar ingin menangis.
Tapi mengapa begitu sulit..
Apa mungkin airmata ini sudah menjadi batu..
Ini benar seperti belenggu yang melilitkan kesakitan..
Dalam jiwa dalam bathin..
Aku ingin menangis..
Sekali saja..
Menuangkan airmata ini..
Tapi Tak setitik pun keluar dari sudut mataku..
Seperti ada yang menyesaki jiwaku..
Seperti ada yang memadati relung hatiku..
Tapi aku tak tau apa itu..
Rasanya ingin menangis, tapi mengapa begitu sulit..
Semua cerita dalam hidup ini selalu jadi misteri..
Banyak teka-teki didalamnya..
Aku tak tau mana yang benar-benar murni menyayangi..
Atau mana yang sedang memakai topeng..
Sandiwaranya sempurna..
Aku tidak begitu mahir untuk menilai keanekaragaman sifat seseorang..
Aku begitu takut salah..
Karna pernah dulu aku beranggapan itu adalah kebaikan untukku tapi ternyata itu benar merusakku..
Membuat aku benar merasa jatuh dan terpukul..
Ketika yang kunilai adalah tulus tapi ternyata modus..
Rasanya ingin menangis..
Menumpahkan semuanya..
Disini.. Disujudku..
Rasa resah gelisah ini..
Seakan selalu memelukku menjadi seseorang yang mudah rapuh..
Aku benar ingin menangis.
Tapi mengapa begitu sulit..
Apa mungkin airmata ini sudah menjadi batu..
Ini benar seperti belenggu yang melilitkan kesakitan..
Dalam jiwa dalam bathin..
Aku ingin menangis..
Sekali saja..
Luka Maya
Sampai ku terlupa bagaimana rasanya sakit
Hanya saja
Jika ku gali sampai dasar sedihku
Aku mungkin tak bisa kembali lagi
Karna luka selalu menyisakan
bekas
Karna sebuah lubang dihati tak bisa terobati
Seberapun kau mencoba
Luka itu mungkin saja masih
terasa
Namun aku tak merasakan sakit
Meski dalam ketidakjujuranku
Aku tak bisa mengatakan, aku
sakit
Aku akan bertahan dalam
ketidaktauanmu
Karna aku adalah luka
Yg darahnya hanya maya
Tak terlihat namun terasa
Hanya saja
Jika ku gali sampai dasar sedihku
Aku mungkin tak bisa kembali lagi
Karna luka selalu menyisakan
bekas
Karna sebuah lubang dihati tak bisa terobati
Seberapun kau mencoba
Luka itu mungkin saja masih
terasa
Namun aku tak merasakan sakit
Meski dalam ketidakjujuranku
Aku tak bisa mengatakan, aku
sakit
Aku akan bertahan dalam
ketidaktauanmu
Karna aku adalah luka
Yg darahnya hanya maya
Tak terlihat namun terasa
Langganan:
Postingan (Atom)