Kamis, 22 Oktober 2015

kala SENJA menyapaku kembali

Sudah lama aku tak berbincang pada senja tentang dongeng kisah masa silamku.
Kemarin ia menyapaku...
saat aku duduk termenung di kursi tua milik camar biru. Katanya ia ingin berteman denganku lagi tp aku menolak karna senja pastilah tau, aku bukan yg terbaik untuknya,
harusnya... Tapi ibu tiba-tiba bertanya padaku "apakah dulu ada senja dimatamu ?." Ku bilang : "hanya bayangnya yg samar mendekatiku, warnanyapun bukan jingga kemerahan yg ku tangkap, ia agak sedikit gelap, sedikit akan tenggelam diujung sorot mataku. Selama itu aku hanya menjadi lintasan sekilas bagi harinya ibu."
Sudah lama aku berpura tak peduli meski aku peduli tapi saat ini dari semenjak gulita pekat mengais air mataku, aku harus acuh akan keberadaannya, meski acapkali senja seolah ingin aku bercerita padanya.
Tapi aku tidak boleh goyah, aku harus menjadi aku yang orang lain sangka tentangku.
Dengan itu aku kuat, menutup mata dari keindahan senja yg ku puja karna senja itu bukan milikku lagi. Ia tlah menarik diri dariku, seorang yg teramat menyukainya dulu.
Selamat tinggal untuk kesekian kalinya
Senja hanya pergi sementara tp bagiku ia hilang selamanya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar