Sudah lama aku tak berbincang pada senja tentang dongeng kisah masa
silamku.
Kemarin ia menyapaku...
saat aku duduk termenung di kursi tua
milik camar biru. Katanya ia ingin berteman denganku lagi tp aku menolak
karna senja pastilah tau, aku bukan yg terbaik untuknya,
harusnya...
Tapi ibu tiba-tiba bertanya padaku "apakah dulu ada senja dimatamu ?."
Ku bilang : "hanya bayangnya yg samar mendekatiku, warnanyapun bukan
jingga kemerahan yg ku tangkap, ia agak
sedikit gelap, sedikit akan tenggelam diujung sorot mataku. Selama itu
aku hanya menjadi lintasan sekilas bagi harinya ibu."
Sudah lama aku berpura tak peduli meski aku peduli tapi saat ini dari
semenjak gulita pekat mengais air mataku, aku harus acuh akan
keberadaannya, meski acapkali senja seolah ingin aku bercerita padanya.
Tapi aku tidak boleh goyah, aku harus menjadi aku yang orang lain sangka tentangku.
Dengan itu aku kuat, menutup mata dari keindahan senja yg ku puja karna
senja itu bukan milikku lagi. Ia tlah menarik diri dariku, seorang yg
teramat menyukainya dulu.
Selamat tinggal untuk kesekian kalinya
Senja hanya pergi sementara tp bagiku ia hilang selamanya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar