Untuk asa ku..janganlah lagi kau bersedih..
Kini tibalah waktu diamana kau tak bisa lagi terus menggenggam jemari hati nya untuk bertahan pada hati mu...
Untuk asaku...
Lepaskan, dan biarkan dia pergi menjauh dari mu...
Mungkin ia tak tau..
Sejak hari dimana ia pergi..
Ribuan puisi duka kehilangannya terkarya begitu saja..
Seperti tak ada yang membatasi tiap kata..
Semua tercipta begitu sempurna..
Seakan fasih bahwa benar aku kehilangan..
Puisi duka kepergiaannya..
Mengiringi isak tangis yang kusembunyikan dari dunia..
Karna Aku tak ingin mereka tau..
Mungkin ia tak tau..
Sejak hari dimana ia meninggalkan kenangan..
Tak akan ada cerita yang sama..
Yang bisa menggantikan perannya dihidupku..
Ia begitu bearti setelah ia pergi..
Seperti sebuah lirik tanpa melodi..
Semua terasa hambar..
Sejak ia tak lagi disini semua terasa begitu kosong..
Semua semangat ikut menggantung..
Aku kehilangan banyak tentang dia..
Mungkin ia tak tau..
Begitu dalam aku mencintainya..
Sampai aku tak bisa ikut pergi..
Melepaskan diri dari yang ia tinggali..
Dan ini..
Entah puisi yang keberapa kalinya tentang kehilangan..
Aku tak pernah menghitungnya..
Sama seperti rinduku yang entah keberapa kalinya hadir menyesatkan jiwaku..
Ah sudahlah..
Aku bukan penyair hebat..
Yang bisa menjelma pada kata indah..
Aku hanya seseorang yang mudah menuliskan kata tanpa mudah dipahami (olehnya...)
Aku tak cukup pintar buat ia mau membaca tiap coretan tintaku..
Karna kutau pasti ia tak suka pada puisi..
Tapi ini jelas terbaca bahwa puisiku masih sama tentang ia..
Tentang kehilangan...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar