Selasa, 28 April 2015

28-04-2015/23:14 - 29-04-2015/1:01 Sesak Dan Pahit

Aku sesak terdiam...
Seolah kaki tak sanggup melangkah, tangan tak mampu lagi menggenggam.
Sehina itu kah aku untuk mu? Sebegitu besarkah rasa tidak berarti mu untuk ku?
Tak pernahkah kau merasa ku buat kau amat berarti dalam setiap nafas dan langkah ku?
Seburuk itukah aku? Serendah itu kah cinta dan kasih ku di mata mu hingga tak sedikit pun terlihat dan tak sedikit pun kau rasa?
Baik...
Jika memang seperti itu aku untuk mu...takan ku genggam lagi hati itu. Akan ku lepaskan genggam tangan mu yang menggenggam tangan mu. Kan ku berikan kembali hati yang tlah kau berikan pada ku. Mungkin kamu benar, kamu tidak pantas untuk ku. Bukan karna kamu buruk, tapi karna memang kamu tak pantas mendapatkan sesorang seburuk ku..Mungkin kamu benar, cinta ku adalah cinta terburuk yang tak pantas kamu genggam. Kamu benar, aku tidak pantas untuk mu. Kamu terlalu sempurna, kamu tau segala nya dan kamu yang benar akan semua hal. Aku yang bersalah, maafkan aku karna tak mampu ku genggam erat cinta itu. Ya, aku yang bersalah. Aku yang tak pantas untuk lelaki sebaik dan sesempurna kamu.
Diam...
Hingga detik ini masih tak ku percayai semua kata yang kau ucap,  aku hanya terdiam menahan hati yang di penuhi ego dan amarah akan apa yang kau lakukan dan kau ucap. Diamku adalah cara ku meredam semua amarah dan ego dalam hati ini. Diamku menjaga amarahku agar tak ku ucap kata yang akan menyayat hati mu hingga hancur berkeping keping. Pernah kah kulakukan hal yang sama seperti yang kau lakukan padaku ketika ku rasakan amarah dan ego menyelimuti hati ini?
Gak Usah Banyak Cincong...
Baik, akan ku akhiri ini. takan ku bicara lagi. Takan ada kata dan rasa yang akan ku ungkap lagi karna tak kan lagi bermakna. Ya, percuma.
Setiap kata yang kan ku ungkap, setiap kalimat yang ku keluarkan, pada akhir nya kau akan tetap merasa sama. Kau akan tetap merasa tak berarti. Tak mengapa. Aku akan diam seribu bahasa.
Bagi ku, kau tlah mengambil keputusan dengan apa yang tlah kau ucap pada ku. Dan ku terima apa yg tlah menjadi keputusan mu. Terimakasih kembali karna bersedia mengisi sepruh dari hari hari ku. Terimakasih telah menjadi YANG TERBAIK DAN PALING BAIK. Dan kembali kasih untuk setiap ucap kata terimakasih yang kau ucap. :)
Biarlah kudustai hati untuk mengatakan aku tak lagi cinta..
Membohongi diri untuk bilang aku benar tlah lupa..
Sesayangnya aku padanya tak juga bearti untuk membawanya kembali disini..
Biarlah.. aku saja yang rasakan apa yang sedang terjadi kini
Cukup dalam doaku..
Semoga ia bahagia tanpaku..
Dan aku juga harus bahagia meski bukan dengan dia..
Aku tak mengapa..
Bila ia tak juga hadir..
Aku akan berpura bahwa aku tak lagi membutuhkannya..
Cukup dalam hati kukatakan ini..
Semoga air mata ini adalah kebahagiaan..
Dan aku percaya bahwa kelak..
Duniaku akan menjadi lebih baik dari hari ini..
Aku tak banyak berharap..
Cukup kukatakan..
Aku tlah bahagia kini
Meski lagi dan lagi aku hanya berpura..
Biarlah.. hanya aku yang tau..
Tentang dusta dari sebuah perasaan ini..
Semoga ia berbahagia dan aku juga..
Meski aku dan dia tak lagi seirama dalam nada..
mendekapmu dalam kerinduan
membiarkan bayangmu mengusik ketenangan
aku hanya tak ingin kau lenyap begitu saja
setelah sekian lama kita bersama

perpisahan ini begitu menyakitiku
menyakiti segala rasa dalam kalbu
ku coba membendung perasaanku
agar wajahmu tak lagi menghampiriku
mengusik kelembutan hatiku
yg tak kuasa membencimu
lupakanmu
dan menjauhimu
lalu harus kulampiasakan pada siapa ?
rasa ini ingin ku buang saja
mengenangmu,,,,
mengenangmu adalah hal terperih dalam hidupku
hingga ku membenci diriku sendiri
yg tak mampu melepasmu dalam nurani
tak mampu membuang kenangan yg tlah ku alami
tak mampu membunuh cinta yg tlah terpatri
karna aku masih tak mampu
membunuh cinta yg bergelora dikalbu
karna aku masih tak mampu
membunuh kenangan antara kita
Wahai hati yang bersedih..
Tersenyumlah...
Duniamu masih penuh keindahan..
Masih banyak cerita kehidupan yang jauh lebih baik..
Masih banyak yang menunggumu untuk tertawa bersama..
Ada sahabat-sahabatmu..
Teman seperjuanganmu yang mau berbagi..
Lalu kenapa kau masih merasa sendiri??
Bukankah ramainya keluargamu membuat ruang dihatimu terisi, dan bukan merasa sepi..

Perpisahan yang kau tangisi itu adalah awal dari harimu yang baik..
Anggaplah ia bukan yang tepat yang akan menemani masa hidupmu..
Karna Tuhan tlah mempersiapkan seseorang yang paling tepat untuk hidupmu..
Tuhan akan memberikan yang terbaik buat hari-harimu..
Sabarlah sayang..
Sebentar lagi..
Bila tepat waktunya Tuhan akan memberikan yang lebih indah dari perkiraanmu..
Berbaik sangkalah..
Jangan anggap dirimu tak pantas untuk dicintai..
Jangan anggap dirimu tak layak untuk bergembira..
Karna Tuhan sudah mempersiapkan kejutan buatmu..
Suatu hari nanti..(Amiin)
Tataplah dirimu sayang..
Tidakkah kau merasa iba??
Dirimu yang kini menjadi cenggeng..
Hatimu yang mudah sensitif..
Perasaanmu yang mudah labil..
Bukankah saatnya kini kau bertingkah dewasa..
Yang datang akan pergi..
Tapi yang tlah ditetapkan untukmu akan menetap padamu..
Bersabarlah sayang..
Tetaplah tersenyum..
Tak ada yang perlu disesali..
Dari pertemuan hingga perpisahan..
Semua itu akan membuatmu jauh lebih baik..
Kau akan kuat..
Anggaplah itu pengalaman yang membentuk kepribadianmu untuk lebih patuh lagi pada Tuhan mu..
Itu pasti!!
Ikhlaskan hatimu pada Tuhan..
Hanya Tuhan yang mampu membolak-balikkan perasaan seseorang..
Kau harus kuat..
Bismillah...

Senin, 27 April 2015

CHRISYE ~ ANDAI AKU BISA LYRIC

Entah apa nama nya? kamu begitu sempurna, cinta mu bahkan tak pernah mati ku rasa. Meski terkadang seolah cahaya itu meredup pada raut senyum mu..
Aku mencoba mengerti dan memahami cinta dan perasaan yang teramat tulus ini. Namun hati ini selalu saja menyadari ketidak mampuan ku mencintai dan menyayangi dalam realita. Betapa sulit nya merealisasikan apa yang terjadi dan apa yang ada pada hati ini..Bahkan bibir pun tak sanggup bergumam ketika sesak dan sakit itu mulai ku rasa karna cinta dan kasih yang tulus yang datang pada ku..Atau kah memang aku yang tak pernah berada pada hati dan cintan yang tepat? Bagaimana mengungkap hati ini? Aku ingin meneriaki semua asa yang membawa sesak pada ku..
Berharap...
Harapan itu hanya selalu menjadi harapan yang kosong tanpa kenyataan. Atau kah hati ini yang tidak bisa menerima ketulusan seseorang? Mengapa semua begitu sulit untuk di logika kan? Atau memang aku yang terlalu bodoh dan teramat bodoh dalam logika? Hingga tak pernah mampu aku untuk bisa memahami...Terkadang ini jauh lebih sulit dari sekedar MATEMATIKA atau FISIKA.

Cinta mu seperti mawar, Indah namun menyakitkan karna duri yang melekat pada tangkai nya..
Cinta mu seperti kehidupan, Nyata namun menyesakkan hingga membunuhku perlahan..
Hati ini selalu merasa sakit...hati ini tak pernah seindah senyum manis dan cana tawa yang ku tebarkan pada dunia...
Tanpa di sadari, dunia ini seola musuh dalam selimut yang takan pernah bisa ku kendalikan.
Tak hanya satu rasa yang ada dalam hati ini..
Betapa sulit nya kenyataan dan keadaan ini untuk ku hadapi, seolah semua terbata dengan dinding yang besar dan kokoh yang tak dapat ku runtuhkan sekencang apa pun aku memukul nya.
Ketika rasa sakit itu dan amarah itu membara dan ingin ku teriaki dunia ini, hati seolah mati dan jiwa seolah tak sanggup untuk berkata...seolah semua nya hanya batin yang mampu menanggung segala bentuk kekecewaan ini..
Ini bukan hanya tentang cinta...ini buka hanya tentang hati mu atau pun hati nya yang ku genggam.
Mungkin aku yang tidak bisa mencintai...ini aku yang telah mati.
Ku pasrahkan hati ini pada sang pemilik hati yang sesungguh nya..karna hingga detik ini, hanya mampu ku rasakan sakit dan sesak ini. Aku hanya menunggu..
Menunggu waktu datang untuk membunuhku...
Aku adalah jiwa yang hancur..aku adalah hati yang tlah mati..ketika ku bahagiakan orang lain dengan canda tawa itu, hanya itu satu satu nya kebahagiaan yang ku rasakan dalam hati ku..

Untuk mu..
Aku tidak berjanji aku bisa membahagiakan mu, menyeimbangkan kamu. Bersabar dengan semua sikap egois dan seolah hanya kamu yang benar dan yang paling tau..Tapi aku berusaha untuk mu. Aku bersabar karna mu..aku belajar dari mu..tak kan ku genggam erat tangan itu, takan ku genggam erat hati itu..semua ini belum terlambat jika kamu masih ingin memilih cinta yang terbaik untuk mu. Bukan ku tak mau bicara, bukan ku tak ingin memperbaiki. Aku hanya berusaha mencintai mu dengan sempurna tanpa pernah ku perdulikan semua kekurangan mu..Bukan maksud hati untuk menyiksa batin mu dengan kediaman ku..Hanya saja sejenak ku ingin kau mengerti, diam ku adalah sesak yang tak mampu yang ku ungkap. Diamku adalah kecewa yang tak mampu ku sampaikan dengan kata.. Kamu membuat ku merasakan dan mengerti banyak hal yang sebelum nya tak pernah ku rasakan.
Dan kamu membuat ku merasa tak punya hati untuk menyakiti dirimu...

Dan untuk mu..
Terimakasih karna telah mencintaiku dengan cinta yang tak pernah mati...terimakasih karna selalu ada memberiku canda dan tawa..
Terimakasih karna mau terus berusaha mengerti hati dan jiwa yang bahkan aku sendiri pun tidak mampu untuk mengerti dan memahami nya..
Terimakasih karna telah menjadi yang terbaik, meski terkadang tak luput dari kekecewaan.
Terimakasih karna telah menjadi tempat ku bersandar di kala sulit dan berat nya jalan yang ku lalui..
Terimakasih karna telah membuat ku merasakan kekecewaan dan kesabaran..
Tak ada janji yang mampu ku berikan...
Karan percaya atau tidak, diri ku sendiri tak pernah mampu mengerti dan memahami arti kebahagiaan yang sesungguh nya.
Karna kau pun tau, cinta tak selama nya memberi kebahagiaan. Ketulusan tak selama nya mampu membasuh luka.
Dan aku tak punya hati tuk di cintai, diri mu yang selalu mencintai ku..walau kau tau hati ku takan pernah hidup normal seperti hati yang lain nya...


"Andai aku bisa memutar kembali waktu yang tlah berlalu..tuk kembali terlahir ke dunia ini,
Aku takan pernah memilih untuk hidup. Karna apa pun alasan nya, LIFE IS PAIN"

Kamis, 16 April 2015

Diamku Bukan Berarti Tanpa Luka. Sebenarnya Hatiku Meranggas di Bawah Sana

Nampaknya kita punya definisi berbeda dalam mengartikan cinta. Buatku, cinta berarti komitmen dan kesetiaan. Sementara bagimu, cinta tak lebih dari ucapan yang bisa dikeluarkan tanpa memerlukan pembuktian.
Jika memang kamu peduli, diamku selama ini pasti mudah kau sadari.

"Ketika kamu dengan mudahnya menggeser perhatian dariku ke teman perempuanmu. Ketika kau dengan genit flirting di media sosial yang jelas-jelas bisa dengan mudah kutahu.  Juga soal kebiasaanmu menatap layar ponsel ketika kita bersama, sementara justru tak terjangkau saat aku membutuhkanmu."

Aku bukan orang yang mudah membagi perasaan hati. Sakit kupilih kusimpan tanpa repot berbagi. Tapi dalam diamku, ada doa yang kusimpan sendiri. Semoga suatu hari nanti kamu bisa mengerti.
  
Terbuat dari batukah hatimu? Tak sadarkah kau akan diamku yang sebenarnya jadi tameng pilu? 

Di matamu bisa saja aku tampak seperti manusia penyabar yang tak pernah mengekspresikan emosi. Memang, selama ini sakit kupilih kusimpan sendiri. Tapi bukan berarti indraku tumpul dalam mengamati. Dalam diam, sesungguhnya segala tingkah lakumu tak pernah lepas dari ujung mata ini.
Kadang aku bertanya, tak sadarkah dirimu bahwa ada luka di hati orang yang selama ini mendampingi? Tak bergetarkah perasaanmu waktu aku memilih menyimpan perih dengan memasang muka pura-pura mengerti?

"Dalam diam, kau berusaha kupahami. Entah aku yang terlalu bodoh atau memang kau sudah tak punya hati. Tindakan serupa yang mengiris hati terulang tak cuma sekali."

Tapi malas rasanya mengungkit kesalahan dan mengumbar emosi. Membagi keluh pada khalayak bukanlah sifatku. Rasanya itu sama sekali tak perlu. Diam, selama ini sukses jadi tameng pilu.

Soal meluluhkan hati kau memang ahlinya. Di sisimu aku terombang-ambing dalam biduk yang berisi sedih dan bahagia.

Soal memenangkan hati kau memang ahlinya. Kata-katamu yang manis membuat keraguanku hilang seketika. Dengan mudahnya aku hanyut pada rayuanmu, mempercayai janji-janji yang kau berikan padaku. Perasaan yang mulai meragu selalu kembali luluh ketika kamu mulai berseloroh. Senyum kembali mengembang. Perasaan naif kembali datang, menerbangkanku, membuat aku lupa dengan kedongkolanku.

"Kamu memang pandai merebut perhatianku, tapi apa kelihaianmu itu hanya kau praktekkan padaku?"

Di sisimu senyum dan kesakitan rutin datang bergantian. Dalam sekejap kau bisa membuatku tersenyum, tapi tak butuh waktu yang lama juga kau membuatku kembali terdiam. Kembali hanyut dalam kesakitan. Kembali mengelus dada karena perilakumu yang menyakitkan.

Sebenarnya mudah saja untuk meradang demi memaksamu berubah. Tapi bukankah kesadaran yang dipaksakan tak mungkin indah?

“Kalau memang kamu tak suka, bilang saja padaku. Bagaimana aku bisa tahu kalau perasaanmu hanya disimpan begitu?”

Kau selalu berpendapat, kalau ada yang membuatku resah nyatakan saja. Tanpa aku menyatakan kau tak akan pernah tahu, katamu.
Aku tahu tidak adil menyalahkanmu ketika aku tak menunjukkan sikapku. Aku bisa saja meradang, memintamu tidak lagi melakukan kebiasaan yang menganggu perasaanku. Tapi yang kuingin bukan hubungan macam itu.
Aku tak ingin memaksamu berubah, hanya demi menjaga hatiku agar tak pindah. Tak tepat rasanya jika membuat hubungan kita jadi kerangkeng yang lama-lama hanya membuat lelah. Jika pun kau berubah, kuingin itu hanya karena hatimu tergugah. Bukan sebab aku yang ingin kau mengubah arah langkah.

Sudah lelah rasanya kepalaku dipenuhi berbagai pertanyaan. Kali ini aku hanya ingin diam sembari meluruskan perasaan.

Kuakui aku memang terlalu gengsi untuk mengatakan padamu bahwa aku cemburu. Bahwa aku tak suka dengan sikapmu yang liat. Bahwa bukan hanya aku yang menjadi perhatianmu. Bahwa bukan aku satu-satunya perempuan yang tersenyum karena buaianmu. Dengan diamku, aku tak ingin menunjukkan kekecewaanku padamu.Tak pernah kah kau sadar? Yang kau perbuat membuatku tak pernah cukup percaya diri pada diriku. Aku sering mengira apa kau terlalu malu mengakuiku sebagai kekasihmu? apa kau tak pernah merasa keberadaanku di sisimu? Atau mungkin aku memang tak cukup membuatmu bangga?

Doaku sebenarnya sederhana. Kamu bisa mengerti cara menjaga perasaanku, itu sudah cukup melegakan dada. 

Semua perempuan, tentu ingin memiliki cinta yang hanya diberikan untuknya. Tak ada perempuan yang tak senang diperlakukan sebagai satu-satunya permaisuri di hati lelakinya. Begitu pula denganku. Permintaanku cukup sederhana. Aku tak perlu menjadi Roro Jonggrang yang memberimu syarat yang tak cukup kau penuhi dalam sekejap. Aku juga tak menuntutmu menjadi manusia yang berbeda. Permintaanku cukup sederhana. Aku hanya ingin kau bisa belajar untuk menjaga perasaanku. Membuatku selalu merasa tenang dan nyaman menjadi kekasihmu.

Dengan diam, aku berharap kamu dapat mendengar rintihan hatiku. Aku yang masih percaya kamu mampu mengerti apa yang kurasa dan mencoba berubah. Dalam diamku, kuyakin cinta akan menemukan jalannya.
  
Dalam diam, aku selalu berdoa semoga tiba saatnya kau jadi lebih dewasa dan bisa membuatku terasa lebih berharga.

Kata berpisah tak pernah terlintas sedikitpun dalam kepala. Meski kerap kali aku merasa terluka, aku tak pernah ingin berpisah. Di luar sikapmu yang serampangan, kamu lelaki terbaik yang rela menemani dan mengisi hari-hariku. Bersamamu, aku menemukan dunia yang kucari. Kesakitan ini hanya akan kusimpan dalam diam tanpa perlu mengungkapnya padamu atau siapapun. Biar ini menjadi cerita bagi diriku sendiri.
Kekasihku, dalam diam, aku bersujud. Kuuraikan semua piluku dalam keheningan bersama-Nya. Aku optimis ini hanyalah gejolak mudamu yang masih belum terlalu paham atas menjaga hati. Aku yakin suatu saat kedewasaan akan membawamu sadar. Aku terus berharap ada saatnya kamu membuat diriku merasa lebih berharga. Kelak, kau bisa memperlakukanku seperti ratumu dan membuatku merasa menjadi perempuan paling bahagia di dunia. Dalam diam, aku akan terus berdoa.


 


 

 

Minggu, 12 April 2015

Sulit untuk ku terpejam..
Mengistirahatkan pikiran..
Merebahkan sejenak lelah ini..
Entah apa saja yang terpikir..
Antara kenangan yang ingin dilupakan,
impian yang masih dalam angan..
cita-cita yang masih kukhawatirkan..
Tentang sanggupku yang apa bisa kubahagiakan orangtua yang kuanggap utang seumur hidupku itu..
Semua jadi satu..
Melibatkan seluruh hidupku..

Aku memikirkan banyak hal..
Bukan.. tepatnya aku selalu terpikir..
Apa bisa aku tetap kuat..
Ketika kurasa lelah mempengaruhi mentalku..
Rasanya ingin kuberucap menyerah..
Mengaku putus asa..
Tapi lagi-lagi Tuhan menguatkanku..
Memelukku hangat..
Aku akan jadi yang terhebat..
Yang mampu melupakan kenangan buruk lalu mengubahnya jadi kenangan yang patut tuk kuingat..
Aku akan jadi yang terbaik..
Mewujudkan impian dikenyataan hidup..
Mampu meraih cita-cita..
Bahkan dapat menciptakan senyum bangga diwajah orang tuaku..
Tuhan akan memberi segalanya untuk kebaikanku..
Tak kan diizikan-NYA tuk ku menyerah..
Berputus asa hanyalh bagi seorang pecundang..
Aku kuat..
Aku akan baik-baik saja..
Sepanjang malam tadi aku berdoa..
Berharap pagi memberi cahaya terang dan kebahagiaan..
Berharap hari yang baru menjadi lembaran yang didalamnya tercoret keindahan..
Memohon-mohon pada langit tak diberi mendung..
Bukan kubenci hujan..
Tapi aku tak mau mudah terkenang..
Lantas mudah berduka
Untuk sebuah kenangan dimasa silam..

Aku mau beranjak pergi meninggalkan cerita tentang dia..
Yang dengan tega meluluh lantakan sebuah perasaan yang tulus menyayangi..
Aku ingin menyemangati diri sendiri..
Berharap-harap pada hari ini diberi suka cita penganti kesedihan kemarin..
Iya.. kukembangkan senyum manis diwajah..
Meyakini dalam hati bahwa hari ini akan banyak tawa yang membawaku pada kisah yang indah..
Iya.. akan kuhapus airmata kemarin..
Sebab kutak mau melumpuhkan diri karnanya..
Haii hari baru..
Masukkan aku kecerah pesonamu..
Buat aku lebih ceria lagi..
Sampai seterusnya..
Dari pagi sampai berganti pagi lagi..
Saat gelap malam..
Biarkan aku tetap merasakan terang..
Aku tak mau lagi terpuruk dalam gelap..
Yang menjadikan diriku seperti seseorang penyendiri yang malang..
Berikan aku cahaya yang tak pernah memudar..
Aku mau menjadi terang untuk semua orang..
Haii dunia..
Aku tiba lagi untuk bahagia..
Jangan biarkan airmata menjadi racun untukku berperih..
Beri aku kenangan manis untuk keseharianku..
Semangatlah jiwa..
Perjalanan hidup ini masih amat panjang..
Rasanya ingin menangis meraung tanpa henti sampai kurasa kekeringan..
Tak ad lagi tetesan dari rasa yang entah apa namanya..
Aku pun tak mengerti..
Ketika semua jadi serba salah..
Melakukan yang terbaik tetap jadi salah..
Mendiami keadaan pun tetap salah..
Aaaarrrgggggg....!!!
rasanya ingin menjerit sekuat-kuatnya
Sampai tak kurasakan lagi rasa gaduh dalam diri..

Aku lelah..
Aku ingin pergi..
Setidaknya jauh untuk sementara waktu..
Membungkus kesedihan..
Lalu membuangny ke jurang yang terdalam..
Membiarkannya membusuk sendirian..
Aku mau ikut kemana angin membawaku enyah..
Setidaknya aku bisa merasa bebas..
Ku mau melempar ketidak adilan yang kuciptakan sendiri..
Menendang rasa ini jauh..
Aku mau merasa lepas..
Setidaknya sehari..
Atau sementara waktu..
Hingga bisa kukubur rasa bosanku ini..
Aku sedang dilumpuri tatapan-tatapan yang penuh tuntutan..
Aku terlampau tak bisa penuhi..
Bagaimana ini??
Semua menjadi serba salah..
Padahal sudah kulakukan semampuku..
Tapi aku tak bisa..
Aku ingin menghilang..
Disini kumerasa teramat lelah..
Mereka selalu ingin menang sendiri..
Mereka selalu ingin didengar..
Tapi aku..??
Tak ad satu pun yang mau menanyakan pada hati kecilku..
Kemauanku..
Keinginanku..
Impianku..
Aku dituntut untuk menuruti semua..
Aku lelah..!!!!!
Sungguh..!!!!!