Minggu, 27 Desember 2015

Tentang Sakit yang Dulu Kuabaikan, Tentang Satu Nama yang Dulu Selalu Kuperjuangkan

Dan lagi, hujan malam tadi membawaku pada ingatan tentang kamu. Sudah lama tak ku dengar kabarmu. Sudah lama sapa yang selalu buat pipiku merah merona menghilang, seakan menguap begitu saja diudara. Aku dan secangkir teh panas dalam malam tadi. Yang dulu kita nikmati bersama dengan manis tanpa suara, kini seakan terasa getir bergelayut dilidah.

Entah ada dibelahan dunia mana kamu saat ini. Atau sedang bertarung memperjuangkan mimpi yang seperti apa, lihatlah masa laluku. Aku merindukanmu. Tentang harapan yang dulu pernah sama-sama kita kumpulkan dan perjuangkan. Tentang rindu yang dulu selalu dengan mudah bisa aku sampaikan. Tentang cinta yang selalu mengarah pasti pada satu hati yang kini seperti tak punya perasaan. Aku menyimpannya rapih dan tak pernah berniat membaginya pada siapapun. Aku juga sama sekali tak pernah berniat membuangnya. Hanya kututup semampuku. Meski Sesekali dia terbuka begitu saja tanpa permisi.

Masih nyata kurasa setiap desirnya. Saat tanganmu mengusap lembut kepalaku. Saat cinta menyapa hangat hatiku. Diantara sekian banyak orang yang datang, kamu mampu menyita jutaan rinduku. Aku mengingat setiap detilnya tanpa terlewat satu barispun. Meski ku tahu kamu mungkin tak akan berhenti disitu. Kamu tak akan seperti aku. Menganggungkan irama yang dulu pernah kita senandungkan bersama. Tapi toh tetap saja, aku masih cinta. Meski tanpa sengaja, aku masih membiarkan tempatmu kosong dalam waktu lama. Hanya untuk jaga-jaga saja, kalau-kalau nanti, entah kapan itu. Kamu pulang dan menyapa kembali hati ini.

Bukan sekali dua kali kurasa dunia menertawai. Saat kamu pergi begitu saja tanpa pamit. Saat ku tahu kamu sudah tak sama lagi. Saat ku tahu kamu medua. Ah sudahlah! toh tetap saja aku masih cinta. Aku memberimu maaf meski tak pernah kamu minta. Aku menunggu meski kamu tak pernah menyuruhku melakukan itu. Siapa yang pantas disalahkan kalau nyatanya hati ini benar-benar tak bisa dengan mudah diketuk cinta yang baru?

Aku sendiripun ingin bahagia bersama cinta yang datang menyapa. Tapi rinduku justru hanya untuk satu nama dan tak bisa dengan mudahnya kuhapus begitu saja. Berkali-kali aku ingin kembali pada kamu yang sosoknya seakan tak dapat kutemukan dalam diri manapun. Tapi kamu malah jadi seperti tempat yang selalu aku rindukan tapi tak dapat lagi aku temui dimana pintunya. Saat dulu aku bisa dengan mudahnya bersandar pada pundakmu, menceritakan semua perasaanku. Kini, bahkan untuk menyapamu saja aku benar-benar tak tahu bagaimana caranya.

Dulu saat menatap foto kita berdua aku selalu senyum-senyum sendiri penuh cinta, Tapi kini rasanya seperti tersayat diluka yang masih menganga, dengan perih yang sejadi-jadinya. Mungkin kamu sudah benar-benar pergi dan memulai cerita baru yang bermacam-macam. Sementara aku masih mengharapkan nama yang sama untuk kehidupan yang akan datang. Kurasa Tuhan saja sudah bosan melihatku yang berusaha memelukmu dalam doa. Menceritakan betapa tak bisanya aku lupa.

Aku masih berharap bisakah aku merubah keputusan Tuhan? Bisakah kutaklukan kamu dalam sujud pada sang Esa? Sungguh, padamu aku masih cinta. Bila nanti entah kapan itu kamu menemukan cinta tempatmu berhenti selamanya. Semoga kamu masih bisa mengingatku meski hanya sebagai serpihan cerita yang pernah kamu sapa dipersimpangan. Paling tidak, aku pernah mendampingimu dalam debat dengan hati tersayat. Wanita ini dalam luka pernah bertahan mati-matian membuatmu nyaman. Aku pernah mempertahankanmu dalam segala kepayahan.

Semoga kelak aku juga bisa bahagia dalam cinta yang tak pernah berniat meninggalkan. Meski terluka aku berharap bisa pulih dan belajar mengikhlaskan. Karena Bukankah ada Tuhan selalu mahir dalam urusan pemulihan? Maka berlalulah masa laluku. Meski butuh waktu panjang untuk melupakanmu, bukankah selalu ada kemungkinan cinta yang baru hadir dan membahagiakan? Jadi, aku akan terus mengupayakan bahagiaku dalam kesabaran. Tuhan pasti tak akan tutup mata dalam setiap harapan.

Jumat, 18 Desember 2015

:: Desember kali ini.. ::

Aku masih menanti..
Menunggu lama sekali sampai dipenghujung tahun ini..
Tapi belum juga kutemukan..
Lama sekali..
Sampai kupikir lagi mungkin ini bukan waktu yang tepat..
Mungkin awal tahun depan..
Atau pertengahan tahun..
Atau mungkin akhir tahunnya..
Iya.. Lama sendiri..
Dan aku Merasa iri melihat mereka yang tlah berdua dengan halalnya..
Dan sungguh aku jadi mudah tersingung mendengar pertanyaan kapan lagi dari orang-orang yang menyakitkan....
Tuhan..
Desember kali ini..
Masih dengan doa yang sama..
Masih dengan pengharapan yang sama..
Berharap ada kejutan indah..
Entah itu menemukan atau ditemukan..
Desember kali ini..
Aku masih menunggu walau bukan dengan sabarku lagi..
Karna aku terlalu mudah marah untuk hal yang biasa..
Entahlah..
Mereka terlalu sibuk mencampuri..
Mereka terlalu sibuk untuk ingin tau..
Padahal aku masih ingin bahagia dengan caraku sendiri..
Tuhan..
Desember kali ini..
Bisakah kutemukan seseorang yang benar untukku..??
Seseorang yang akan menjagaku dengan sabarnya..
Seseorang yang selalu menyayangi dengan tulusnya..
Seseorang yang selalu menemani sampai akhir-akhir tahun dipenghujung masanya..
Tuhan..
Masih dengan doa yang sama..
Untuk Desember kali ini..
Amiin

Selasa, 01 Desember 2015

Afgan - sadis (Lalu, Apa lagi Yang Harus Ku Tulis Saat Air Mata Sudah Kering?)

Yang paling menyakitkan dari kepergian mu sebenarnya bukan karena esok kamu tidak lagi di sampingku, tapi karena kepergian mu sama sekali bukan dengan cara yang baik. Selalu dengan mudah kau dapatkan alasan untuk pergi dari cerita kita. Selalu ada cara untuk mu bisa menyakiti dan melukai ku hingga membuat ku merasa tlah mati bersama hati ku.
Sudah terlalu banyak kalimat tertumpah, seperti air mata ku yang sudah kering untuk menangisi mu. Lalu apa lagi yang harus ku tulis disini?

"SEBEGITU BEKU KAH HATI MU SEPERTI BATU?"

Aku memang terlalu bodoh mencintai mu dan kamu terlalu pandai MENGHANCURKAN KU. Membawa setiap angan jauh terbang ke atas, lalu melemparkannya begitu saja kebawah.
Aku mungkin konyol, tolol, bodoh, goblok, benalu, kerudung dusta, t*i, anj*ng seperti yang kau ucap dengan mudah tanpa pernah memikirkan betapa sakit nya hati ini menerima semua perlakuan mu untuk membalas semua cinta dan ketulusan yang ku berikan dengan sepenuh hati dan segala kelembutan nya. Tapi sungguh, bagiku tindakan mu terlalu tidak lucu.

"CINTA BUKAN SOAL MENGEMIS, BUKAN SOAL BERAT SEBELAH, DAN BUKAN SOAL BERJUANG SENDIRIAN."

Apa kamu masih terlena? karena aku terlalu menginginkan mu, mendewa dewa kan mu? Tak cukupkah kau melukai dan menghancurkan ku hanya dengan menghiyanati dan mendustai ku ?haruskah kau menghina, mencaci dan memfitnah ku atas semua kesalahan dan perbuatan dusta mu terhadap dia yang kau cintai dan ingin kau miliki? Apa salah ku pada mu? Apa yang telah ku lakukan hingga kamu begitu tega memperlakukan ku bagai ludah yang ku lepeh begitu saja? apa yang telah ku perbuat pada mu hingga kau begitu tega memperlakukan ku bagai sampah kotor yang menjijikan? ku sakitikah dirimu? ku dustai kah semua kepercayaan yang kau beri pada ku? ku kecewakan kah hati mu yang membawa nama tuhan untuk mengucap cinta pada ku? ku hempas kah kau yang selalu ingin aku untuk lihat segala pengorbanan mu? ku sakitikah keluarga mu? tidak sama sekali, demi allah sangat ku jaga dan sangat ku perlakukan dengan hati-hati, hati mu yang ternyata busuk dan hitam. Ku jaga dengan sangat hormat cinta dengan nama tuhan yang kau lontarkan pada ku. Semoga takan pernah kau rasakan apa yang ku rasakan atas semua perlakuan fitnah dan dusta mu pada ku. Banyak kata yang ingin ku ungkap, tapi rasa nya percuma saja, kau anggap ini sekedar tulisan murahan bagimu. Sebuah roman picisan yang kau lihat sebelah mata. Silahkan saja, kamu boleh melempar nya atau membuang nya bagai sampah kotor yang menjijikan. Lelah ku berjuang dan bertahan, lelah ku menahan luka untuk setiap dusta dan penghiyanatan mu. kamu tak pernah tau. Mungkin juga tak pernah mau tau.

Sekali lagi, kamu boleh meledek dan menghina ku bagai sampah kotor yang yang menjijikan dan tak pernah berarti. Kau boleh melontarkan segala fitnah dan dusta mu agar dia mau menerima mu kembali dalam pelukan nya. Dia mungkin mempercai mu, Tapi Allah tidak pernah tidur, Allah tidak buta dan Allah maha tau segala nya. Allah maha tau atas semua kebenaran nya. Aku berharap dia akan mencintai mu dengan baik, Membahagiakan mu seperti apa yang kau inginkan, menerima, memaafkan dan mempercayai mu tanpa syarat. Dan aku akan selalu percaya, Allah akan mengganti semua sakit dan luka ini dengan kebahagiaan yang jauh lebih berlimpah. Aku memang masih berjuang merelakan mu. Kamu punya hak untuk meremehkan perjuangan ku mencintai mu. Dan kini pun kamu punya hak untuk meremehkan perjuanganku merelakan mu. Tapi aku juga punya hak untuk bahagia, aku juga punya hak untuk menjaga hati ku agar tidak terus terluka karena mu.

"CINTA BUKAN HAL KONYOL YANG BISA MEMBUAT HATI SAKIT HINGGA KESEKIAN KALI NYA"

Aku yakin aku mampu berbahagia. Dengan perjuangan ku selalu mendekatkan diri ku kepada allah. Berharap segala luka perih dan kecewa ini hilang dan takan pernah lagi kembali.