Cerita cinta memang tak selalu berakhir seperti yang kita bayangkan,
banyak sekali mimpi-mimpi yang telah “kita” bangun menjadi debu yang
hilang begitu saja terbawa angin, seiring waktu, perasaan yang dulu
pernah sama-sama kita rasakan perlahan memudar terkikis waktu, lebih
tepatnya perasaan mu. Perjalanan panjang kisah kita tak pelak membuat
hati mu tetap bertahan untuk ku, banyak ragam solek wanita membuat mu
ternganga dan berjalan menghampiri salah satu dari mereka sampai kau pun
mencabut hati mu yang telah berakar kuat di hati ku.
SEBELUM WAKTU MEMBAWAMU PERGI JAUH DARI KU, AKU INGIN TAU RINCI HATI MU UNTUK KU..
Sekian ratus hari yang telah kita lewati tak pelak membuat hati mu tetap untuk ku, meski dulu semua terasa sangat indah sampai-sampai bibir ku kaku karena selalu tersenyum lebar mengingat mu,kini waktu seakan melaju membawa setiap inci kenangan kita, meninggalkan luka menganga di hati ku, iya.... kamu adalah pria kedua yang sangat aku sayangi pergi membawa hati mu kembali, untuk gadis yang indah dipandangan mu, meski begitu aku hanya mengajukan satu pertanyaan “ apa kau benar- benar akan pergi dengan cara seperti ini?”,pertanyaan itu terus saja menari-nari di otak ku aku hanya ingin tau bagaimana perasaan mu ketika memutuskan untuk berjalan bertatapan punggung dengan ku.
TIDAK KAH KAU TAU, SAKIT YANG TERASA KETIKA AKAR YANG SUDAH SANGAT KUAT DI CABUT PAKSA BEGITU SAJA?
Pesona solek mereka “gadis-gadis bergancu merah” memanglah sangat kuat di mata mu, karena mereka, sedikit kealpaan ku menjadi bom untuk mu meledak seketika di depan ku, kemarahan karena keinginan pergi membuat mu menjadi garang yang membuat aku ingin memekik dan berlari ke arah manapun yang tak ada bayang-bayang mu,tidak kah kamu tau betapa sakit yang aku rasakan ketika kamu memaksa pergi dari ku ketika aku belum bersiap-siap untuk itu, kau menghentakkan keluar dengan sangat keras akar yang telah ternanam kuat, tanah yang tak berdaya hanya bisa pasrah dan melebur seketika. Aku hanya ingin mengatakan aku begitu sakit ketika kau memaksakan diri ku untuk menerima semua keinginan mu.
KARENA KETULUSAN YANG ADA AKU MERASA "KITA" PANTAS UNTUK KU PERJUANGKAN..
Waktu yang melaju dengan kecepatan 200 kg/jam membuat semua benar-benar
terasa sangat cepat berlalu, “kita” yang dulu pernah tertawa bersama
menjadi aku dan kamu yang tak saling menyapa lagi, tetapi aku masih
ingin memperjuangkan “kita” untuk kita, waktu yang lebih dari 800 hari
kita lewati tak ingin ku buang begitu saja,tak ingin aku kenangan itu
menjadi debu yang terbawa angin begitu saja, aku masih ingin memaafkan
mu, menerima mu, kita hanya perlu mengulang semua dari awal, apakah itu
sulit???, yap ..untuk mu itu sangat sulit dan tak akan pernah terjadi,
hanya saja aku ingin menyampaikan keinginan hati ku.. perjuangan ku
mungkin saja tak bisa terlihat kasat mata oleh mu, atau pun orang lain,
perjuangan ku seperti aku berkelahi dengan batin ku, memaksa batin untuk
bisa menerima mu lagi dan menganggap semua kesalahan mu angin lalu.
LEBIH DARI 365 HARI SETELAH PERPISAHAN ITU AKU MASIH MENUNGGU DAN MEMBUKA TANGAN KU UNTUK MENYAMBUT MU KEMBALI..
Setelah kau memutuskan untuk pergi aku masih ingin menunggu mu, tanpa menghiraukan batin ku yang sebenarnya tak ingin menunggu mu lagi karena kesalahan yang telah kau torehkan dan membuat luka menganga di hati ku, hanya saja aku masih ingin untuk menunggu mu kembali, ribuan doa yang telah aku sampaikan kepada pencipta ku, berharap hati mu akan terbuka lagi untuk ku, dan berbalik badan sembari berjalan datang untuk memeluk ku lagi, hari demi hari pun terasa seperti abu-abu, waktu yang ku inginkan untuk berbahagia dengan sahabat atau pun keluarga menjadi waktu yang selalu memenung dan menitik kan air mata, meski terasa sangat lama aku hanya ingin tau akan kah waktu itu datang kembali?
WAKTU BERLALU DAN MEMBUKA MATA DAN HATI KU "PERJUANGANKU TELAH DI SIA-SIAKAN DAN KAU TAK PANTAS AKU PERJUANGKAN..
Seiring waktu berlalu dengan luka yang masih menganga karena mu, perjuangan ku yang masih ku kukuh kan perlahan mulai rubuh, aku yang awalnya ingin memperjuangan “Kita” menjadi aku ingin “kita tak pernah mengenal lagi”, luka yang menganga terlalu dalam perlahan sembuh dan merapat sendiri tetapi bekasnya tak akan pernah hilang, tertulis jelas diluka itu siapa manusia yang tak punya hati yang menorehkannya, seiring waktu aku mulai membenci dan tak ingin lagi untk mengenal mu, waktu membuat ku sadar “kau tak pantas aku perjuangkan” karena kau manusia tak punya hati, perjuangan ku hanya sampai disini 365 hari lebih untuk memperjuangan mu ku rasa sudah cukup dan aku MENYERAH.
BUKANKAH YANG NAMA NYA PEMBALASAN ALAM ITU BERLAKU..
Bukankah pembalasan alam atau Karma itu berlaku bagi mereka yang menyakiti seseorang yang tulus?, aku tak berharap itupun berlaku untuk mu hanya saja jika alam ingin kamu merasakan apa yang aku rasakan saat ini, toh itu bukan keinginan ku atau pun doa ku, hanya saja jangan lagi untuk yang kesekian kalinnya kamu mengulangi kesalahan yang sama pada kaum hawa yang lain, meski kami berbeda tapi hati kami masih sama rapuhnya, meski begitu aku masih tetap ingin mendoa kan mu.
“semoga kamu yang disana menyadari setiap ketulusan seseorang dan tak pernah mempermainkan nya, dan semoga kamu selalu bahagia “
_MM_
Jumat, 13 November 2015
Jika saja seseorang selalu siap untuk sebuah perpisahan..
Pasti tak kan ada air mata atau kesedihan yang mendalam..
Tak kan ada yang namanya kepedihan yang menyesaki relung sanubari..
Jika saja seseorang lebih peka untuk membaca yang namanya kehilangan..
Pasti tak kan ada perasaan berat untuk melepaskan atau dilepaskan..
Tak kan ada yang menangis karna ditinggalkan atau meninggalkan..
Inilah sebuah pertemuan..
Yang kan berakhir pada perpisahan..
Entah itu perpisahan terbaik atau yang melukakan jiwa yang hanya menyisakan dendam..
Dulu pernah kumencintai separah parahnya mencintainya..
Sampai ku tak melihat keburukan yang ada padanya..
Yang kutau hanya dia yang paling indah..
Sampai aku menjadi berlebihan menyayanginya..
Tapi yang ada..
Dia tak membalas perasaannya dengan sama..
Dia melukai.. dia menghancurkan..
Tapi itulah kenyataan yang sulit ku menerimanya..
Dan andai saja aku bisa lebih peka untuk mengerti keadaan yang ada..
Aku tak kan seluka ini..
Jika saja sebuah cerita sedih bisa dengan mudah dihapus lalu digantikan dengan sebuah cerita yang penuh riang tawa..
Mungkin tak kan ada rasa sakit yang tersisa lagi..
Dan inilah..
Tak satu pun yang bisa lebih siap untuk sebuah kehilangan..
Dan itu mengajarkan bahwa yang kekal bukan lah kebersamaan..
Kita selalu sendiri dan akan tetap sendiri nanti..
Pasti tak kan ada air mata atau kesedihan yang mendalam..
Tak kan ada yang namanya kepedihan yang menyesaki relung sanubari..
Jika saja seseorang lebih peka untuk membaca yang namanya kehilangan..
Pasti tak kan ada perasaan berat untuk melepaskan atau dilepaskan..
Tak kan ada yang menangis karna ditinggalkan atau meninggalkan..
Inilah sebuah pertemuan..
Yang kan berakhir pada perpisahan..
Entah itu perpisahan terbaik atau yang melukakan jiwa yang hanya menyisakan dendam..
Dulu pernah kumencintai separah parahnya mencintainya..
Sampai ku tak melihat keburukan yang ada padanya..
Yang kutau hanya dia yang paling indah..
Sampai aku menjadi berlebihan menyayanginya..
Tapi yang ada..
Dia tak membalas perasaannya dengan sama..
Dia melukai.. dia menghancurkan..
Tapi itulah kenyataan yang sulit ku menerimanya..
Dan andai saja aku bisa lebih peka untuk mengerti keadaan yang ada..
Aku tak kan seluka ini..
Jika saja sebuah cerita sedih bisa dengan mudah dihapus lalu digantikan dengan sebuah cerita yang penuh riang tawa..
Mungkin tak kan ada rasa sakit yang tersisa lagi..
Dan inilah..
Tak satu pun yang bisa lebih siap untuk sebuah kehilangan..
Dan itu mengajarkan bahwa yang kekal bukan lah kebersamaan..
Kita selalu sendiri dan akan tetap sendiri nanti..
Rabu, 11 November 2015
Berakhir sudah kisah yg ku damba
Yang ku hayal akan manis bersamamu
Kau yang bagiku cukup sempurna
Tapi akhirnya ku tuai kecewa
Andai ku bisa menata jalan sendiri
Takan ku biarkan pilu ku lewati
Tapi Dia mengujiku
Menunjukan jalan Nya, tanpa menunggu ku siap bagaimana melaluinya
Namun pada kalanya aku harus bersyukur
Karna ini akan tetap menjadi akhir
Dari semua dongeng-dongeng cintamu yang kau lantunkan manis kedalam pikiranku
Dan aku terbangun
Dari mimpi-mimpimu yg katanya ingin memperjuangkanku
Hahaha
Kau....
Kau....
Kau seperti....
Entahlah, pikir saja sendiri !!!
Seorang yg seperti apa dirimu ?
Yang menghancurkan harapan-harapan indah dariku
Hanya untuk seorang yang bahkan menjadikan sebuah benalu yang terbuang
Cukup ku tau dirimu
Mungkin aku terlalu baik bagimu
Maka jalanlah dijalanmu !!!
Jangan menoleh lagi padaku !!!
Yang ku hayal akan manis bersamamu
Kau yang bagiku cukup sempurna
Tapi akhirnya ku tuai kecewa
Andai ku bisa menata jalan sendiri
Takan ku biarkan pilu ku lewati
Tapi Dia mengujiku
Menunjukan jalan Nya, tanpa menunggu ku siap bagaimana melaluinya
Namun pada kalanya aku harus bersyukur
Karna ini akan tetap menjadi akhir
Dari semua dongeng-dongeng cintamu yang kau lantunkan manis kedalam pikiranku
Dan aku terbangun
Dari mimpi-mimpimu yg katanya ingin memperjuangkanku
Hahaha
Kau....
Kau....
Kau seperti....
Entahlah, pikir saja sendiri !!!
Seorang yg seperti apa dirimu ?
Yang menghancurkan harapan-harapan indah dariku
Hanya untuk seorang yang bahkan menjadikan sebuah benalu yang terbuang
Cukup ku tau dirimu
Mungkin aku terlalu baik bagimu
Maka jalanlah dijalanmu !!!
Jangan menoleh lagi padaku !!!
aku menitipkanmu pada Tuhan
Aku menitipkanmu pada Tuhan
Untuk semua keterbatasanku yang hanya mampu melihatmu dari kejauhan
Aku menitipkanmu pada Tuhan
Karena yang aku mampu mengamatimu dalam diam
Meskipun begitu aku tak akan membiarkanmu dalam diamku
Kamu tak akan kusengaja untuk kuhilangkan atau kuhapus dari ingatan
Mungkin Tuhan ingin menitipkan namamu padaku
Agar kamu menjadi daftar dalam lantunan doa-doa malam
Aku tak akan menolak selama itu membawakanmu kebaikan
Sebab aku tau tak ada yang bisa aku lakukan untukmu
Selain menitipkanmu pada-Nya
Perihal didekatkan dijauhkan dibersamakan pun dipisahkan
Aku memang tak tau apakah kamu orangnya atau yang lainnya
Yang kelak akan Tuhan hadiahkan untukku sebagai penyempurna agama
Untuk semua keterbatasanku yang hanya mampu melihatmu dari kejauhan
Aku menitipkanmu pada Tuhan
Karena yang aku mampu mengamatimu dalam diam
Meskipun begitu aku tak akan membiarkanmu dalam diamku
Kamu tak akan kusengaja untuk kuhilangkan atau kuhapus dari ingatan
Mungkin Tuhan ingin menitipkan namamu padaku
Agar kamu menjadi daftar dalam lantunan doa-doa malam
Aku tak akan menolak selama itu membawakanmu kebaikan
Sebab aku tau tak ada yang bisa aku lakukan untukmu
Selain menitipkanmu pada-Nya
Perihal didekatkan dijauhkan dibersamakan pun dipisahkan
Aku memang tak tau apakah kamu orangnya atau yang lainnya
Yang kelak akan Tuhan hadiahkan untukku sebagai penyempurna agama
Tidak Seperti Itu
Ada beberapa yang menganggapku tega
Sebab begitu mudah melepaskan lalu melupakan
Tak ada yang mudah dalam hidup apalagi berurusan dengan sebuah kehilangan
Bukankah kehilangan adalah salah satu bagian yang paling menyakitkan?
Kadang yang bisa dilakukan hanya merelakan dan mengikhlaskan
Sebab tetap bertahan pada sakit hati ataupun benci
Hanya akan terus-terusan melukai diri sendiri
Tak ada hal yang lebih baik selain berhenti melakukan hal yang tak diingini Tuhan
Memaafkan, melepaskan, merelakan, mengikhlaskan, pun melupakan
Yang aku mampu hanya mengusahakan itu semua
Tanpa mereka tau dengan menduga-duga mereka berkata sekenanya
Menyembuhkan sebuah luka tentu ada prosesnya
Namun tak selalu proses itu diumbar-umbar ditunjukkan kepada semua mata
Sebab aku tau diluar sana banyak mulut yang tak segan-segan meragukan niat untuk beranjak menyudahi rasa yang terluka
Dan mereka hanya penonton semata yang tak benar-benar tau bagaimana yang sebenarnya
_MM_
Sebab begitu mudah melepaskan lalu melupakan
Tak ada yang mudah dalam hidup apalagi berurusan dengan sebuah kehilangan
Bukankah kehilangan adalah salah satu bagian yang paling menyakitkan?
Kadang yang bisa dilakukan hanya merelakan dan mengikhlaskan
Sebab tetap bertahan pada sakit hati ataupun benci
Hanya akan terus-terusan melukai diri sendiri
Tak ada hal yang lebih baik selain berhenti melakukan hal yang tak diingini Tuhan
Memaafkan, melepaskan, merelakan, mengikhlaskan, pun melupakan
Yang aku mampu hanya mengusahakan itu semua
Tanpa mereka tau dengan menduga-duga mereka berkata sekenanya
Menyembuhkan sebuah luka tentu ada prosesnya
Namun tak selalu proses itu diumbar-umbar ditunjukkan kepada semua mata
Sebab aku tau diluar sana banyak mulut yang tak segan-segan meragukan niat untuk beranjak menyudahi rasa yang terluka
Dan mereka hanya penonton semata yang tak benar-benar tau bagaimana yang sebenarnya
_MM_
Tak ingin terkenang..
Cukup sudah..
Biar hanya kata yang tersaji lewat puisi..
Tulisanku ini bukan untuk mengenang..
Hanya saja sebagai lembaran yang akan segera dilupakan..
Dan setelah kau baca..
Kau pun akan terlupa..
Seperti caramu yang buatku lupa diri..
Merasa jadi yang paling dicintai..
Namun ternyata itu semua bukanlah bearti..
Setelah ku merasa terbang tinggi..
Kau taklukan aku dengan segala pujian..
Tapi ternyata kau hempaskanku..
Aku ingin lupa..
Sejak dihari itu..
Anggaplah ini tulisan terakhirku..
Tak kan ada lagi namamu.. ceritamu..
Semua mati terkubur bersama kenangan yang ingin kukubur..
Aku ingin melupakan..
Membiasakan diri seperti pada awalnya..
Saat semua belum ada dirimu..
Cukup sudah..
Biar hanya kata yang tersaji lewat puisi..
Tulisanku ini bukan untuk mengenang..
Hanya saja sebagai lembaran yang akan segera dilupakan..
Dan setelah kau baca..
Kau pun akan terlupa..
Seperti caramu yang buatku lupa diri..
Merasa jadi yang paling dicintai..
Namun ternyata itu semua bukanlah bearti..
Setelah ku merasa terbang tinggi..
Kau taklukan aku dengan segala pujian..
Tapi ternyata kau hempaskanku..
Aku ingin lupa..
Sejak dihari itu..
Anggaplah ini tulisan terakhirku..
Tak kan ada lagi namamu.. ceritamu..
Semua mati terkubur bersama kenangan yang ingin kukubur..
Aku ingin melupakan..
Membiasakan diri seperti pada awalnya..
Saat semua belum ada dirimu..
Langganan:
Postingan (Atom)